KEMBALI
jejari kecil mengelana lorong gelap
berteman cahaya seadanya
aku kira ada terang dalam sana
hanya cemani kutemui
aku menepi menghirap lelah
gundah menghampiri
membancang amarah samak
mengapa tak jua kirana menyua?
hanya hitam dan pekat menyatu dalam diri
mungkin aku bagian darinya
di mana terang yang dijanjikan?
di mana kelegaan yang diceritakan?
ah, benar!
mataku saja yang masih terpejam
maafkan, Tuhan
keluhku pilu
ternyata, aku yang keliru
Jember, Juni 2024
JIWA MERINDU
rinai rindu meriap tandang
bersiap berteman sendu
tergamang, kosong saat Kau tak di hati
mengapa menjauh?
seolah tak sudi
menggenggam jiwa lapar tengah bimbang
ah, salah!
rupanya aku yang pergi
aku lupa diri
masih bisakah aku kembali?
rasaku bagai mayat sendri
kosong terusik dalam diam
hilang dalam lamunan
maafkan, Tuhan
masih berwaktukah aku kembali?
Jember, Juni 2024
MAHKLUK BERISIK
manusia dan perjalanannya
mengukir juta cerita
semua rasa bersua
dalam satu gumpalan pembawa asa
dengarkan sang hati bicara
atau harus teriak hingga beriak?
manusia berisik
saling mengusik
sadar kala lainnya lakukan
sedang pada diri
abai pun toleran tidak karuan
luar biasa memang!
ah, manusia
pantas saja diragukan
mampukah?
hanya Tuhan Yang Maha Tahu
Jember, Juli 2024
BACA JUGA : MEMILIHMU TERAKHIR
_______________________________________________________Indah Annisa Diena, lahir 23 Mei di kota Purbalingga, Jawa Tengah. Buku solo pertamanya berjudul Melukis Selaksa Rasa. Beberapa tulisannya diterbitkan melalui media online dan sosial medianya. Menuliskan beberapa antologi buku diantaranya Menjadi Wanita Terbaik, Jejak Langkah Kehidupan, Srikandi Hebat Indonesia Kekuatanku, Meliorism, Deo Gratias, Di Sebuah Hotel, dan Kumpulan Cerita Anak. Tergabung dalam Komunitas Puisi Bekasi (KPB). Jejaknya bisa ditemukan di akun instagram @byindahdiena dan facebook Indah Annisa Diena.
0 Komentar