IE SEUREUBET || PUISI MUHAMMAD ASQALANI eNeSTe


Kuah Pliek U

Kepada Apriyadi


nenek moyangku hitam manis, tapi Islam telah ditulis sejak tangisku pada mulanya. katamu.

aku menadahkan mangkuk, menerima Kuah Pliek U dari ibumu.

kampungku jauh, makanlah dengan segenap rindu. katamu.

aku cukup ramah dengan cabe merah, rawit, bawang merah putih, jahe, dan rempah lainnya.

kerap kulihat di pasar Ashar, daun melinjo, rimbang dan pepaya muda terperangkap plastik gula 1/2 kg

tapi menyatukannya di lidah dalam sekali cecah, ini benar-benar bikin goyang lidah.

sering-seringlah pulang kampung, Yadi. bawakan aku se-bus Kuah Pliek U, dan aku akan berhenti tidur dan memakannya siang malam.


Kubang Raya, Maret MMXXIV


Ayam Tangkap

Kepada Muhammad Riezki


aku hendak ke Jakarta, katamu sepuluh minggu yang lalu, di ruang tunggu bandara SSK II

kini kau di depan pintu, berpakaian lengkap, dengan Ayam Tangkap.

kembalian lada yang kupinjam semalam, aku senyum senyam, sebab lada yang kau katakan bukan lada di Abad IX

aku selalu menyukai apa pun yang menetes dari keringatmu, ke dalam kuali, panci, bahkan gelas hangat, serta dingin sekalipun.

kusesap citarasa lada, kemiri, jahe, bawang putih, dan kukenang senyummu yang bersih.

aku berjanji, takkan bertengkar hanya untuk mendapatkan makanan. 

kita akan ke Aceh, tiga hari lagi, ke daerah yang penuh sejarah, penuh sedarah bagimu. Saman!


Kubang Raya, Maret MMXXIV


Ie Seureubet


dalam secangkir Ie Seureubet kudapati lada, kayu manis, jahe dan bumbu lainnya. tapi tak ada kau di sini, lelaki yang suka menari Saman dengan hati sewangi taman.

kawan, kelak jika aku mati, pergilah ke Masjid Baiturrahman, di mihrabnya sebut namaku dari Ashar ke Maghrib. katamu.

sepuluh tahun sudah, sejak ombak menjemputmu sepihak, aku masih rajin membuat Ie Seureubet, sekadar mengingat kita pernah deket.

keringatmu tak mampu kuingat, tapi negerimu selain ngeri tsunami itu, terdapat doaku yang melayang, berperahu mencari ruhmu, sampai kelak kehendak melepas napasku.


Kubang Raya, Maret MMXXIV

____________________

Muhammad Asqalani eNeSTe. Keturunan Mandailing - Melayu. Kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Menulis puisi sejak 2006. Adalah Pemenang II Duta Baca Riau 2028. Buku puisinya yang terbaru adalah Ikan-ikan Kebaikan Terbang dari Sungai ke Langit Lengang. Ia mengikuti Residensi Seniman Riau 2023. Adalah salah satu emerging di Balige Writers Festival (BWF) 2023. Sehari-hari ia bekerja sebagai Mentor Menulis Puisi di Asqa Imagination School (AIS). IG: @muhammadasqalanie.

Posting Komentar

1 Komentar

Ummu Aeman mengatakan…
Wah semakin keren dan top Markotop Cikgu puisinya..
Kata-katanya indah dan menginspirasi..
Tak bosan-bosan untuk selalu di baca.
Semoga bermanfaat dan ada hikmahnya bagi yang membacanya..
Aamiin Ya Allah