Di Pojok Ruang
Itu
kau tahu?
di pojok ruang itu
ada karam rindu
kau ngotot
membawanya ke laut sunyi
sebab tempat paling
agung adalah wujud
sajak sajak kita.
dan aku sengaja
membiarkan waktumu
pergi sebagai
tragedi yang berulang-ulang
menolak lupa.
kau menatap seolah
mununda pagi,
dari himpitan
gedung yang memulai
pertemuan dengan
mata telanjang.
dan kita diadu oleh
kekekalan
toh walau pun teramat haram memujamu
dalam mimpi, aku
akan tetap bermuara
seperti Zainudin yang
lukanya melebihi
geliat ombak.
Pamekasan, 2023
Elegi Bulan
Desember
ada banyak kepingan
cerita
yang sedang
kutampih & kurayakan
dalam elegi bulan
desember.
Desember adalah
kitab pengharapan.
sekarang, dan di
bulan akhir,
aku ingin mencintaimu
dari senyap
ke asingan kota.
Desember adalah
kitab persaksian.
dan pada tahun ini
: 2023
akan kutitipkan doa
doa itu ke titik
paling penghabisan.
Desember adalah
kitab penghayatan.
Pamekasan, 2023
Semisal Senyummu
Menolak Untuk
dibikin Puisi
semisal senyummu
menolak untuk
dibikin puisi.
bagaimana harus
merampas luka
jika kepingan dosa
menjadi
saksi masuknya kita
ke neraka?
dan kemurahan
senyummu
mampu membelah
gundukan waktu
dan malaikat akan
mengkultuskan
semua itu ke ruang-ruang
penyair.
Maka ajarilah aku
mencintai
Tanpa harus membuat
kita kecewa.
Pamekasan, 2023
Pada Kemurnian
Wajahmu
: Arika
Mardhatillah
bahkan di
penghujung tahun
aku masih belum
khatam menelaah
ayat-ayat cintamu.
seolah aku membaca
sunyi
dari kedalaman
jalaludin rumi
yang syairnya
menenggelamkan
wajah wajah wanita.
kecuali, kemurnian
wajahmu
mampu membuat
mataku menanggung
jutaan rindu.
dan keikhlasan
senyummu
adalah kitab bagi
sajak sajakku.
baiklah di akhir
sajak ini
kau akan menemukan
arah cinta
yang sedang
diupacarakan oleh tuhan
entah itu pada hari
keberapa.
Pamekasan, 2023
Pada Inti
Senyummu
pada inti senyummu
yang mungil
bahasa dari segala
puisi,
menata dalam
barisan doa.
selain pada
wajahmu,
aku ingin berlayar
dalam bibirmu
menyusuri tebing
sorga yang kau buat
untuk berhentinya
para pendaki.
sejak itu pula
aku sering
mengamati gerak angin
yang menyentuh
halus tubuhmu
dengan suara serak
cinta.
bahwa dalam dirimu
terdapat kata kata
ibadah
dan aku hanya mampu
tercengang
dan mendengarkan
suaramu
adalah peristiwa
lahirnya keabadian.
Pamekasan, 2023
__________________
Biodata Penulis
A Farhan, Lahir di Sumenep. Santri PP. Annuqayah
Lubangsa Utara Guluk-Guluk Sumenep. Penggerak Literasi Pesantren dan sekarang mengabdi di PP. Darul Amin Waru
Pamekasan puisi-puisinya tersiar di pelbagai media, baik catak
mau pun online.
0 Komentar