NYANYIAN GERIMIS PETANG || JOYCE ARIFIN



Nyanyian Gerimis Petang


Berlalulah pagi

Petang ceraikan lelah diri

Bulan masih malu malu

Rintihan air langit

Bagai nyanyi rindu


Walau tak seberapa

Bumi merekah menadah 

Dalam rembang petang

Laron mencari terang

Lepas sayap satu satu

Tersandar di kayu lapuk.


Bayangmu tampak

Mengintip di kejauhan

Ingin aku arungi rintih air langit

Berlari tapaki bebatuan

Suguhi manisnya madu 


Aku memacu langkah

Bayangmu menjauh

Tanganku menggapai

Madu manis tertumpah

Punahkan bayangmu


Melbourne,11 Desember 2023


Sulaman Kata

hari berganti

waktu berjalan tak kan berhenti

aku menyulam aksara 

tumpahan asa 

jadi rangkaian kata 

jelmaan bahagia


munajat pada Yang Kuasa

jadikan sulaman ini

pelepas lara keturunan

buah tutur sesama

abadi dalam semesta

dikala diri sudah tak bersama


Melbourne,15 Januari 2024


Dia


matahari baru akan undur diri

sisakan jingga di penghujung bukit

perempuan itu menjerit

panggil namaku


renta, tak wangi, tampak letih 

oh, dia teman kecilku,

ke mana tubuh sintalnya, bibir indahnya

seakan musnah tak berbekas

getar bibirnya, tumpah kisah 

pilu 


tubuh ini jadi jualan, bibir jadi rebutan

selangkang datangkan uang, semua buat induk semang.


kini, sifilis tenang bahagia dalam tubuh

suburkan luka, koreng dan nanah.

induk semang enyahkan dia.


pada imam dia mengadu, pada penguasa kesehatan dia meminta.

tak ada yang memberi jawab.


apakah diri tak boleh meminta adil, tanyanya padaku

aku tak mampu menjawab 

di mana sembunyi nurani penguasa.


bawa dia ke sungai, biarlah dia mandi mematut diri

di balik bukit perlahan bulan tersenyum


Melbourne,6 Januari 2024

________________

Joyce Arifin lahir di Pangkal Pinang 8 November. Setelah pensiun banyak menyisahkan waktu belajar menulis puisi di Asqa Imagination School.

Posting Komentar

0 Komentar