DI DEPAN PERAPIAN

 

Ilustrasi Google.com

1.     Di Depan Perapian

Pukul sepuluh malam

adalah sebuah penantian

Di depan perapian

sambil menjaga tungku api

Jemarimu mendekap

manik-manik Rosario

Iiontin salib

bergerak menyambut sunyi

 

Bunda Maria, adakah yang lebih sunyi

dari matamu?

 

Tanganmu pun terbuka

Menerima semua tumpukan

rindu di dada

Segala kata dan rasa kau dekap

aku tenggelam dalam pelukanmu

 

Bunda Maria, adakah yang seteduh jiwamu?

 

Angin malam berderai

Benang-benang kisah pun terurai

Satu per satu kau rajut

Terangkai keyakinan dan harapan

 

Sebelum kata amin terucap

Ini bejana hidupku, Bunda

Isilah

Penuhilah

dengan kasihmu

 

Batu, 23 Juli 2023

 

2.      Memandang Bulan Di Matamu

:  Y

 

Ada bulan bulat penuh

di matamu

Sedang waktu

Tak pernah bisa utuh

 

Pagi membuat mu tenggelam

Di secangkir kopi juga l2.embaran kata

yang selalu hadir sebagai keharusan

Siang adalah terik yang hening

Bersama jarum jam berdenting

 

Rangkaian sepi dan malam

bulan di mata mu berbinar

Hanya rasa yang memandang

sedang kedua tangan

tak pernah sanggup meraihnya

 

Batu, 23 Juli 2023

 

 

 

 

 

3.      Rumah Puisi

: P

Riuh Hujan musim kemarau

Terdengar senandung gemercik air

di langit-langit

Sedang

Sunyi berdiam di tirai

Yang membiru oleh senja

 

Kenangan mengintip dibalik jendela

Di beranda

tersimpan aroma kopi

suara denting cangkir

juga jejak percakapan kita

tentang hangatnya

hari raya rindu

 

Batu, 24 Juni 2023

 

4.      Kamar Edelweis

: Mama

Dari balik jendela

gugur daun perlahan

Angin berderai

Akhir musim semi

tersimpan di pelupuk mata

Menetap sebagai bayang-bayang

di setiap senja

 

Pintu selalu terbuka

Kenangan berlalu lalang

bagai kupu kupu

mengepakkan sayapnya

berulang

Mundur waktu melangkah

 

Edelweis di atas meja merekah

Di setiap kelopaknya

Ada cerita

tentang musim dan waktu

Yang tertulis bersama cinta juga sendu

 

Batu, 22 Juli 2023

Posting Komentar

0 Komentar