KEHAMPAAN DAN TANTANGAN DALAM KOTA MODERN: ANALISIS PUISI "BANYAK YANG TERJADI DI KOTA || YOHAN MATAUBANA

 

Ilustrasi Pixabay.com

Kehampaan dan Tantangan dalam Kota Modern: Analisis Puisi "Banyak yang terjadi di kota"

Di Kota Maumere, Koalisi Orang Muda Peduli Iklim berusaha untuk menyuarakan aksi peduli lingkungan. Gerakkan ini menjadi bagian dari kepedulian anak muda terhadap situasi sampah, kurangnya air bersih, udara sangat panas dan beberapa isu iklim lainnya. Karya sastra secara khusus puisi juga rupanya membaca situasi yang terjadi di kota saya sendiri. Puisi "Banyak yang terjadi di kota" karya Dimas Julian Anggada merupakan salah satu puisi di sastramedia.com yang memikat isi kepala saya tentang situasi kota saat ini. Izinkan saya menampilkan secara utuh teks puisinya:

 

Banyak Yang Terjadi di Kota

 

Lanskap sepi dan langit seluruhnya

Cuma kuning. Tempat yang kita tinggali

Bergelimang debu, dan pada jalan kering

Itu, Orang-orang hanya berputar-putar

Mengelilingi peta tanpa bisa membacanya

 

Matahari tiada lagi menampakkan matanya

Karena ia tahu awan kala itu suka murung

Sedang tidak bisa diam

 

Kota jadi jatuh karena lelah.

Tinggal angan menyisa

Terkatung takung

Berburu nafkah juga cinta

 

Di dalam taxi, di dalam kendaraan,

Di  dalam gedung, di emperan jalan,

toko-toko warung yang cuma sepetak

Dan di tempat-tempat jari kaki mampu melangkah

Dimana pun, tiada yang mampu mencegah nasib

Mengurangi sisa-sisa napas ini

 

 

Analisis Situasi Kota dalam Puisi "Banyak yang terjadi di kota"

Dalam puisi "Banyak yang terjadi di kota" karya Dimas Julian Anggada, penyair menghadirkan gambaran yang kuat tentang situasi yang terjadi di sebuah kota. Puisi ini mencerminkan suasana yang kacau, terkekang, dan lelah yang seringkali ditemui dalam kehidupan perkotaan. Melalui imaji dan perumpamaan yang digunakan, penyair menggambarkan beberapa aspek penting dalam situasi kota yang dijelaskan dalam puisi ini.

 

Pertama, puisi ini menggambarkan kekeringan dan kehampaan yang ada di kota. Gambaran langit yang sepi dan seluruhnya kuning menunjukkan hilangnya kehidupan dan semangat dalam lingkungan perkotaan. Warna kuning yang dominan menggambarkan kehilangan vitalitas dan kehangatan, menciptakan suasana yang gersang dan tak bernyawa. Hal ini dapat melambangkan kekurangan sumber daya alam, ketidakseimbangan ekologi, atau bahkan kurangnya keterlibatan sosial di dalam kota.

 

Kemudian, penyair menggambarkan keadaan kebingungan dan ketidaktahuan yang ada di kota. Orang-orang yang hanya berputar-putar tanpa arah yang jelas menunjukkan kehilangan makna dan tujuan dalam kehidupan sehari-hari. Peta yang tak bisa dibaca menggambarkan kebingungan dan ketidaktahuan dalam menghadapi kompleksitas kota. Hal ini mungkin mencerminkan kurangnya kesadaran atau pemahaman tentang struktur sosial, budaya, atau ekonomi di dalam kota.

 

Selanjutnya, penyair menyampaikan suasana yang muram dan tak menentu di dalam kota. Penyair menggunakan perumpamaan matahari yang tidak lagi menampakkan sinarnya karena awan yang murung. Hal ini menggambarkan ketidakstabilan emosional dan ketidakpastian yang menyelimuti kota. Kota yang jatuh dan lelah, dengan hanya khayalan yang tersisa, mencerminkan keadaan yang terpuruk dan kehilangan semangat. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh tekanan sosial, ketidakadilan, atau kesulitan ekonomi yang dialami oleh penduduk kota.

 

Terakhir, puisi ini menggambarkan keterbatasan dan kesempitan kehidupan di kota. Gambaran tentang taxi, kendaraan, gedung, dan toko-toko yang sepetak mencerminkan monotonnya kehidupan perkotaan dan keterbatasan ruang fisik. Penyair menggambarkan nasib yang tak terelakkan dan upaya bertahan hidup yang harus dilakukan di dalam situasi yang terbatas ini. Hal ini dapat menggambarkan kesulitan ekonomi, persaingan ketat, atau kurangnya kesempatan dalam mencari nafkah dan cinta di dalam kota.

 

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan situasi yang kompleks dan menantang di dalam kota. Dari kekeringan dan kehampaan, kebingungan dan ketidaktahuan, ketidakstabilan emosional dan ketidakpastian, hingga keterbatasan dan kesempitan kehidupan, puisi ini menghadirkan gambaran yang membingkai situasi kota yang penuh dengan tantangan dan perasaan terkekang.

 

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan memahami dampak-dampak dari situasi kota yang digambarkan tersebut. Keadaan kekeringan dan kehampaan mencerminkan dampak lingkungan yang tidak seimbang, penurunan kualitas hidup, dan kurangnya sumber daya alam yang memadai. Selain itu, ketidaktahuan dan kebingungan yang ada di kota menggambarkan kurangnya pemahaman tentang struktur sosial dan kesulitan dalam menemukan arah serta tujuan hidup.

 

Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakstabilan emosional, kota menjadi tempat di mana kelelahan dan kehilangan semangat merajalela. Awan yang murung dan matahari yang tak lagi bersinar menggambarkan suasana hati yang suram dan situasi yang tidak menentu. Hal ini mencerminkan tekanan sosial, ketidakadilan, dan kesulitan yang dihadapi oleh individu di dalam kota.

 

Selain itu, keterbatasan dan kesempitan kehidupan di kota tercermin dalam gambaran tentang kendaraan, gedung, dan toko-toko yang sempit. Lingkungan yang monoton dan terbatas ini menciptakan tekanan fisik dan psikologis bagi individu yang tinggal di dalamnya. Keterbatasan ruang dan kesempitan kehidupan juga dapat menggambarkan persaingan yang ketat dalam mencari nafkah dan mencari cinta di dalam kota yang padat.

 

Melalui puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk melihat dan memahami situasi kota dengan lebih mendalam. Puisi ini mencerminkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh individu di dalam lingkungan perkotaan. Dengan penggunaan imaji dan perumpamaan yang kuat, penyair berhasil menggambarkan gambaran yang memilukan namun juga memprovokasi pemikiran kita tentang realitas kota.

 

Dalam keseluruhan puisi, situasi kota digambarkan sebagai lingkungan yang penuh dengan kekeringan, ketidaktahuan, ketidakstabilan, keterbatasan, dan kesempitan. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan dan mempertanyakan kondisi kota yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar