PUISI JARAN KENCA || A FARHAN

 

Ilustrasi Google.com

PUISI A FARHAN

Jaran Kenca’

 

Menari jaranku menari

Ambil jarak bunyi bha’garbis

Memainkan adat di tanah garam

Hidup syukur doa terbakar.

 

Meriang jalanku meriang

Bawa bocah seihklas raja

Orang tanda meruap

Lalu ragu meriak bangga.

 

Desa tertatih

Penabuh terbising-bising.

 

Inilah ode tua

Berdetak kedalam hati

Mengiring jalan pulang

Ke rumah tuan pengundang.

 

Annuqayah, 2022

 

Bha’garbis*

 

Suara mengambang

jaran berdecak senyum

Dalam lapis asmara rasa.

 

Suara tumbuh lalu terbang

Mengiangkan rasa dengki

Di pinggir duduk dengan merokok

Asapnya adalah saksi.

 

Suara semua harapan

Pada kelahiran tubuh muara

Ke langit menyatu tuhan

Berbekal pasrah keharibaan hasrat.

 

Annuqayah, 2022

 

Tandha’

 

Tubuh bendendang

Irama mengalun

Wanita jadi taruhan

Selendang mengantung pilu

Binar mata terlonta-lonta.

 

Oh wanita, anggun lagi perkasa

Sareal tandha’ pulau Madura

Khas desa perkara besar.

 

Uang pun terbang

Hati senyum berkali-kali

Wajah tercampu resah

Harga diri tanda menyatu.

 

Annuqayah, 2022

 

Gambus

 

duh mon olle bula nompang atanya

sera ghaniko ale’ se akodung mera

ce’ raddina tor bagus tengkana

Terro bula se kennala

Sakeng todus bula duh se ngoca’a.

 

Angin menghempas suara berseok

Di malam kemenangan penganten

Semula syair berkecamuk makna

Lalu menjelma hikayat doa.

 

Darbuga ditabuh orang-orang tenggelam

Semua rindu merayakan rumi

Kala akal memejam nikmat.

 

Tarian kembali disantap

Bulan memandang dengan perkasa

Serasa cinta menyodok-nyodok

Menembus ke tirai kalbu.

 

Annuqayah, 2022

 

Pawai Obor

 

Malam gelap

Api menderang

Orang berkerumunan

Di jalan sunyi terbunuh

Dengan jejak pendetak.

 

Api berbaris

Hati tertampih rapi

Pawai berangkat henti,

Serpihan rindu menanti,

Di ujung lampu bagunan.

 

Annuqayah, 2022

 

Karnaval

 

Detik terakhir

Anak-anak menghias diri

Ia sebut penyulam mata

Mata yang menembus arah.

 

Di lorong macet

Orang hilang tempat

Sekerombolan anak melaju

Dengan benteng aparat polisi.

 

Dibarengi rupa bunyi

Bagi penyaksi

Penghuni berkeliling.

 

Annuqayah, 2022

Catatan : jaran kenca’    : kuda menari

                   Bha’garbis       : kentungan

                   Tandha’            : perempuan penari

A Farhan Lahir di Sumenep pengamat sastra di Sanggar Sabda, pengiat literasi Pustakaaan pondok pesantren  Annuqayah Lubangsa Utara.

Posting Komentar

0 Komentar