CERITA DERITA MAMA || PIUS KRAENG

Ilustrasi Infokatolik.com


Rindu Seorang Ayah

Anakku di sana…

Saat raga rapuh ini menghampiri beranda rumah

Kembali yang bertamu adalah candamu..

Itu seperti sebuah candu

Yang tak bisa diganti dengan celoteh teman Ayah.

Ayah bertaruh peluh, bersabar penuh

Agar bisa menyekolahkanmu, walaupun Ayah tahu

Karena alasan itu pula lah yang membuat kita jauh.

Sekarang juga, Ayah masih saja mengaduh pilu

Saat ibumu berbisik sendu;

“Tak ada telepon darinya selama seminggu”

Ayah tak ingin engkau tahu tentang ngilu ini

Karena hanya akan menjadi penghalau

Dalam usahamu menggapai kemilau.

Maka, tetaplah melaju, 

Sampai waktu mengasihani  kita untuk Kembali beradu….

Baca juga  

  1. Puisi di Bukit Golgota
  2. Cerpen Re
  3. Bagaimana Perubahan Budaya Membawamu


Cerita Derita Mama


Nak…

Akan ada masanya kita tak lagi seperti ini;

Di mana, mama mendongeng tiada henti

Sedang kamu menelannya tak kenal letih.

Entah itu karena cita atau cinta yang memaksa

Kita harus belajar rela saat semuanya tiba.

Mungkin hujan akan membuatmu dekat dengan jendela

Sambil menerawang kisah yang indah di desa.

Percayalah… kalau di saat yang sama,

Fotomu juga sedang digenangi oleh air mata mama.

Untuk itu, bila kau rindu kembali,

Tuntaskan dahulu semua janji

Agar  ada damai yang kau bawa ke sini.

Toh… mamamu tak kenal jenuh menanti…

Nak…

Mama mengiringi pilihanmu

Dengan doa yang tak mati dipilin.

Cukup mama yang akrab akan matahari dan sengatnya

Kamu harus tetap terbit dengan semangat…

_____________________________

Tentang Penulis 

Pius Kraeng adalah mahasiswa IFTK Ledalero jurusan Filsafat. Menyukai dunia seni. Sekarang bergiat di Teater Aletheia Ledalero.


Posting Komentar

0 Komentar