REVIEW DRAMA KOREA 'MISSING: THE OTHER SIDE 2' || ARIS SETIYANTO

Ilustrasi Portaljogya.com

Judul : Missing: The Other Side 2

Genre : Thriller, Misteri, Fantasi

Sutradara : Min Yong-Hong

Penulis : Ban Ki-Ri, Jung So-Young

Tayang : TvN

Episode : 14

Negara/Bahasa : Korea/Korea Selatan

Tahun : 2022-2023

 

Pemain ;

Ko Soo sebagai Kim Wook

Kim Dong-Hwi sebagai Oh Il Yong

Ahn So-Hee sebagai Lee Jong A

Heo Jun-Ho sebagai Jang Pan Seok

Lee Hyo-Bi sebagai Jang Hyun Ji

Nam Hyeon-Woo sebagai Go Sang Cheol

Ha-Joon sebagai Shin Joon Ho(detektif)

Kwon Dong-Ho sebagai Lee Gwang Taek

Jung Eun-Pyo sebagai Jung Young jin

Lee Jung-Eun sebagai Kang Eun Sil

Dll.


Review Drama Korea ‘Missing: The Other Side 2’ 

Setelah bertahun-tahun kehilangan akses terhadap arwah, Kim Wook mendapatkan kemampuan itu lagi ketika berjumpa dengan seseorang bernama Oh Il-Yong. Lee Jong-A mendapati Kim Wook berbicara sendiri di depan rumahnya, ia pun bergurau, “Apakah kau bisa melihat arwah lagi?” tanyanya. Saat Jong A berjalan menembus Il Yong, barulah Kim Wook tahu bahwa Il Yong memang sudah meninggal. Anehnya, tak seperti arwah lain yang biasanya terperangkap di sebuah tempat seperti desa Duon, Il Yong justru juga bisa berkeliaran dengan bebas di dunia manusia. Il Yong kemudian membawa Kim Wook ke komplek industri yang di dalamnya terdapat desa gaib. Betapa terkejutnya Kim Wook ketika tahu bahwa komplek industri itu tak kalah ramainya dengan desa Duon, ramai akan para arwah. Hari berikutnya, Kim Wook megajak Jang Pan-Seok untuk berkunjung dan belakangan ia ketahui bahwa desa di komplek industri itu merupakan tempat di mana Jang-Hyun Ji tinggal selama ini-selama ia mencarinya. Ia pun bertekad menemukan jasad semua orang agar segera pergi ke akhirat, terutama teman-teman Hyun Ji.

Go Sang-Cheol adalah seorang polisi yang ditugaskan menyamar untuk menangkap sindikat narkoba yang diketuai oleh seseorang bernama Goliath(nama samaran). Sayangnya, penyamarannya terbongkar dan ia pun akhirnya dihakimi. Mengunakan pisau, ia ditusuk oleh Lee Gwang-Taek hingga tewas. Mengacu pada sampainya ia di komplek industri, menandakan bahwa polisi satu ini telah meninggal dunia bahkan jasadnya belum ditemukan. Awalnya penduduk desa mengira bahwa Sang Cheol adalah seorang penjahat, Kim Wook pun mengenali Sang Cheol karena kebetulan ia sedang mengejarnya lantaran Il Yong berkata bahwa Sang Cheol telah menculik teman Kim Wook bernama Moon Se-Young. Saat Sang Cheol mengaku, ia juga memberitahukan pada Kim Wook bahwa Se Young aman dan Sang Cheol menyembunyikan Se Young di rumahnya. Mengetahui kenyataan bahwa Sang Cheol sudah tak bisa pulang kampung lagi, ia pun menangis setiap hari. Karenanya Kim Wook dan Pan Seok berjanji untuk menemukan jasadnya. Tak lama setelah itu, detektif Shin Joon-Ho menemukan jasad Sang Cheol berada di sebuah tembok di rumah kosong disembunyikan bersama begitu banyak narkoba, Sang Cheol pun menghilang dari desa.

Jung Young-Jin adalah seorang kepala sekolah di desa. Ia adalah orang yang kurang suka jika keluarga dan kematiannya diungkit. Kang Eun-Sil atau yang lebih sering dipanggil kapten Kang pernah menemukan darah pada sebuah buku milik Young Jin, dan Young Jin segera merebut buku itu lantas menyuruh segera mengalihkan pembicaraan. Hingga pada suatu ketika, Young Jin mengatakan kejujuran perihal kematianya. Bahwa ia mati karena dibunuh oleh anaknya sendiri. Jasadnya disembunyikan di ruang rahasia di balik rak buku.

Kapten Kang meninggal dunia karena (ia berpikir) tenggelam di laut saat terjadi badai. Kim Wook dan Pan Seok menemukan fakta baru bahwa Kapten Kang tidak tewas karena tenggelam, ia dibunuh. Dan pelakunya adalah kerabatnya sendiri, yang membunuh kapten Kang hanya demi uang asuransi. Jasad kapten Kang ditemukan di gudang/ruang penyimpanan ikan yang dahulu milik keluarganya. Sayangnya, meski jasad Kapten Kang telah ditemukan bahkan telah diadakan upacara pemakaman baginya, ia tak hilang dari desa-tak seperti yang lain. Hal ini membuatnya makin sedih. Drama ini mengajarkan kepada kita betapa berharganya hidup (waktu) yang kita punya, sekalipun nasib kita tidak beruntung sekalipun. (Aris Setiyanto)

Posting Komentar

0 Komentar