Nenuk, 10 Februari 2023
Markus 7:31-37
"Efata'" : Terbukalah !!!
Refleksi tentang penyembuhan orang tuli dan bisu ini kita hubungkan dengan dosa dan peranan Yesus sebagai penyelamat. Ada banyak urusan Tuhan yang menjadi obor pembawa harapan, tetapi semuanya itu justru disempurnakan oleh Yesus Kristus. Kehadiran Kristus menjembatani situasi tidak berahmat dosa manusia dengan keselamatan dari Tuhan. Jembatan yang dibangun Yesus adalah tobat dan pengampunan. Tobat sebagai ungkapan kerinduan manusia kepada Tuhan. Peristiwa Efata' ini menjadi simbolisasi terbangunnya jembatan penghubung itu. Manusia yang tuli disembuhkan, mata manusia terbuka dan melihat keselamatan yang dijanjikan Tuhan sedang terwujud.
Perlu kita ketahui bahwa semua indra manusiawi kita dipergunakan untuk mengilustrasikan keadaan batin kita. Kita memerlukan mata untuk melihat Tuhan, telinga untuk bisa mendengarkan seruanNya, hidung agar dapat mengendus kehadiranNya. Kita memerlukan kulit agar peka terhadap kehadiranNya, lidah untuk mengecap nikmat Rahmat Tuhan. Semua indra spiritual kita itu jadi tajam oleh Rahmat dan jadi tumpul oleh dosa. Banyak kali kita tuli dan bisu terhadap kehendak Tuhan.
Orang bisu dan tuli dalam Injil ini sebenarnya menggambarkan tentang kita yang menutup telinga, menolak mendengarkan Sabda Tuhan. Karena itu hari ini Yesus datang menyembuhkan ketulian kita. Ia membuka mata dan telinga kita terhadap maksud Tuhan. Mari kita belajar dari Sabda Tuhan ini. Semoga kita terus bertobat agar Tuhan memberikan pengampunan. Tobat dan pengampunan mendorong kita untuk terus mengasah indra-ibdra spiritual kita. Dengan demikian, kita selalu peka terhadap kehadiran Tuhan, sehingga kesempatan berahmat sekecil apapun tak kita sia-siakan.
Salam Kasih & Doa
Tuhan Memberkati Kita.
0 Komentar