Selakopi
kebun yang wangi
hanya wangi sisa ruap
matahari menyangrai
di sela-sela dahan kopi
biji-biji itu dipetik
namun tak pernah sedih
dari tempat ini seduh
pucuk daun pilihan
memilih berendam dalam belanga
sebab biji itu tak punya kuasa menyerbuk
dan di aduk dalam cawan dahaga
berpikul biji garing
sisa gigitan ditukar gulden
tanam paksa kopi
serupa rodi tak berperi
kami tanam bersama peluh
kami panen berikut peluh
kami haturkan seperti suguh
bahkan hanya pucuk daun
sisa yang bisa kami rasakan
ketika rindu itu tak tertahan
berapa biji kopi
telah pindah kampung halaman
Duri,12 Juli 2022
Gambar Badak Putih |
Stadion Badak Putih
: Pamoyanan
tubuh-tubuh pekak
berkoloni di bawah matahari
menjemur diri
bahkan tempat bersemadi
berlari kecil
mengitari sunyi
ke mana kini ungsimu
arca itu kini tak bicara
sesekali sekawanan ruh
serupa awan putih
menggumpal
menjelma kabut
cula yang mengacung
perlambang semangat
dari leluhur
bagi sekejap mata lindur
tanpa takabur
orang-orang telah membabat latar
ditumbuhkannya rumput hijau
gawang-gawang mengangkang
anak cucu
kini berlari
sesekali menerbangkan layangan
sesekali berebut si kulit bundar
di sini aku hanya menonton
di sudut bangku teduh
menyimpan kenangan
Duri,12 Juli 2022
____________________________________
Tentang Penulis
Lisa Arisanti,dilahirkan di kota minyak, tepatnya kota tercinta Duri, pada tanggal 16 Oktober 1982,39 usianya sudah, pengabdiannya di dunia sastra terutama puisi sudah nampak pada jenjang sekolah menengah hobinya pada menulis puisi ia tumpahkan pada kertas putih buku hariannya. Salah satu puisi yang pernah ia juarai yaitu berjudul "Bangkitlah Indonesia".kecintaanya dibidang puisi membuat ia menulis skripsi dengan judul "menumbuhkan minat membaca puisi".mengajar sekarang di SMA negeri 5 Mandau selama 15 tahun pengabdianya.Selain menulis puisi, membaca puisi adalah kegemaranya, mendapatkan juara pertama membaca puisi tiga tahun berturut-turut. Lisa Arisanti dapat ditelusuri di Facebook dan instagram. No WA 081276400426
0 Komentar