PUISI IRMAN HERMAWAN-SYAIR PELAUT KEPADA OMBAK

Pixabay.com

 

Syair Pelaut Kepada Ombak

Wahai ombak kegelisahan berhentilah menampar ketakutan jiwa

Bukankah aku ikan yang mencari kehidupan dalam dirimu

Bersama terumbu karang.

 

Tak cukupkah kau menari? Musik kematian belum dimulai

Sedangkan seruling kehidupan masih menanti hadirku di darat sana.

November 2022

 

Perihal Luka

Pada suatu hari gerombolan orang yang saling mengirimkan argumen

Salah seorang bertanya:

Dan katakan padaku perihal luka.

 

Lebah yang mendengar menjawabnya:

Luka itu adalah kebahagiaan sebagaimana diriku menghisap sari yang begitu pahit yang menjadikannya madu.

 

2022

Nyanyian Burung Pada Si Tuli

 

“O burung asmara

yang indah suaranya

katakan padaku,

perihal Kekasih

yang tak kudengar

dari orang-orang”

 

“O, si tuli bukankah

kau lebih mengerti dariku

tentang cinta”

 

“tidak, tentulah tidak

kupaham tanpa kudengar”

 

“Si tuli, tidakkah kau

akan berjalan mundur

dengan penyesalan

jika kaumendengar”

 

“Nyanyikan, nyanyikan saja padaku

syair-syair Kekasih, o burung asmara

dan aku akan terima

walau api akan membakar

jiwaku”

 

Lalu burung asmara membisikkan

nyanyiannya pada si tuli

tentang Kekasih yang menemui Kekasihnya.

2022

Tangan Cinta

Cinta kau lembut tangannya

sentuhlah jiwa ini

dengan ketenangan yang abadi.

 

Cinta ialah kemilau bintang

Pada malam yang setia pada rembulan.

 

Bila ia menebar benih

pada hati, maka tumbuhlah

tamannya dengan wangi bunga.

 

Apa kau tahu

sayang

saat

kau lahir

bunga cinta

dan bunga takdir

menyatu?

 

Oh cinta dengan sentuhan

tangan lembutmu

bawalah jiwa dan hatiku

pada pohon kedamaian.

 

Cinta yang lembut tangannya

membawakan anggur pada kekasihku

dan menuangkannya padaku, hingga

aku mabuk dan terbang ke dunia rindu

yang gelap-sunyi itu.

2022

Para Pemabuk

 Diminumnya arak dari botol kekasih

yang dituangkan pada bejana asmara

lalu dimabukkan oleh rindu.

 

Cinta adalah candu

bagi pemabuk

meminum arak

dari bejana asmara.

2022

____________________________________

Tentang Penulis

Irman Hermawan. Kelahiran Legung Timur, 15 Oktober 2003. Besar di kampung kasur pasir, Legung Timur, Batang-Batang, Sumenep. Kini tinggal di Legung Timur, Kampung shabu, Sumenep. Alumnus MA Lughatul Islamiyah. Sering dipanggil Sableng oleh teman-temannya. Puisinya dimuat di beberapa media

Posting Komentar

0 Komentar