PUISI HUJAN-AMELIA PRISCILIAWATI

Aliexpres


Hujan 

Biarkan partitur ini 

berdenting di dinding biru

Yang hening


Hanya aku, kamu di ruang itu

tanpa jarak juga kata

Hanya kita


Lalu, rindu bercumbu

Hujan di luar adalah simponi



yang mengalun 

di bola matamu

bersenandung 

di pelupukku


Aku tahu, kau pun mengerti 

pada ritme ini 

nada kita satu 

dalam irama bersama 


Tak cukup abad

juga waktu yang tersisa

kita terus ada

hingga luruh seluruh 

cakrawala


Batu, 28 November 2022


Di Jeda Musim Semi


Di jeda musim semi 

Ada hujan rindu yang tak usai

Waktu hanya berdenting pada satu angka

Malam adalah labirin yang panjang 

beserta teka-teki tanpa jawaban

Rasa dan ingin beterbangan 

di luar bilik jiwa


Jika rindu adalah ruang

mampukah ia menampung 

seluruh raga 

hingga waktu kembali berdesir 

di musim semi yang bergulir?


Batu 30 Desember 2022


Nada Semesta

Cemara berderai jauh 

Rintik gerimis jatuh

Serupa logam 

riuh senandung ungu

Juga lagu yang biru 


Musim gugur adalah nyanyian aubade

Bergema irama kenangan

Dedaunan runtuh perlahan

bersama hening melankoli lanskap


Sedang

di hati ini 

ada gemuruh rindu padaMu

ya Roti hidup jiwa

kenyangkanlah

kenangkanlah 


Batu, 30 Desember 2022


Musim Gugur

Orkestra daun maple turun ke jalanan.

Ranting-ranting bernyanyi tentang senandung 

selamat tinggal.

Tapi,

Ada yang tak mau tanggal.

Selembar daun terakhir

berkibar bahagia di tengah sunyi dan sendiri.


Batu, 4 Juni 2022

_________________________________

Tentang Penulis

Amelia Priscillawati berasal dari Malang. Kini berprofesi sebagai guru privat di kota Batu.

Posting Komentar

0 Komentar