Pixabay.com |
PETRA MEMBACA SASTRA DARI GUCI
Dalam mitologi Yunani Kuno, Hefestus menciptakan
Pandora-perempuan cantik nan indah yang kemudian datang ke bumi dan dinikahi
oleh Epimeteus. Pernikahan mereka
dihadiah sebuah guci. Suatu hari Pandora penasaran dengan Guci itu. Dibukanyalah
guci tersebut dan keluarlah sekawanan wabah kebencian, kejahatan, penipuan, iri
hati, kelaparan dan penderitaan lainnya . Ketika melihat wabah itu keluar,
Pandora pun menutup kembali guci tersebut. Di dalam guci itu dikisahkan bahwa hanya satu hal yang tersisa
yakni “Harapan” yang menjadi satu-satunya penolong bagi manusia.
Wabah buruk yang dikeluarkan Pandora seperti halnya
yang terjadi di dunia, banyak orang mengalami frustasi karena dikawal oleh
berbagai berita ujaran kebencian, hoaks, pembulian di media sosial, penipuan
barang-barang online dan lain sebagainya. Wabah ini sebetulnya menjadi suatu
bahan refleksi bagi massa di era digital bahwa sebetulnya apa yang harus dilakukan
agar hidup kita menjadi baik dan tidak terjerumus pada wabah patologi sosial
itu.
Klub Baca Petra[1]
Klub Baca Petra adalah salah satu yayasan yang
berbasis pada dunia literasi di Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Yayasan ini dididirikan oleh seorang dokter
bernama Ronald Susilo dan beberapa teman yang suka membaca novel di Ruteng.
Ketertarikan mereka dibidang membaca membawa mereka pada suatu tekad positif
untuk mempunyai kelompok tetap. Awalnya mereka melihat bahwa minim sekali minat
baca masyarakat sekitar. Gerakkan membaca dan berdiskusi menjadi dasar suatu harapan baru di Ruteng. Seperti isi guci Pandora yang tersisa yakni
“harapan” begitulah Klub Baca Petra tumbuh di dunia literasi sastra di Ruteng.
Sejak berdirinya Klub Baca Petra pada tahun 2013, mereka mulai mengadakan agenda
wajib yakni bincang buku di setiap bulan. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk
menarik minat masyarakat membaca buku sastra. Tentu ini suatu keistimewaan dan
kekhasan dari Ronald dan kawan-kawan.
Berujung pada tahun 2019 suatu harapan baru pun terwujud. Mereka
membuka sebuah ruang harapan baru kepada masyarakat di Ruteng. Ada tiga hal
penting yang mereka lakukan yakni:
Pertama, Perpustakaan Bergerak. Jika dulu Klub Baca Petra hanya membaca dan
berdiskusi yang melibatkan segelintir orang. Kini dengan Adanya media digital,
mereka membuka sebuah perpustakaan digital khusus untuk masyarakat yang berada
di Ruteng. Perpustakaan yang menyediakan berbagai buku itu bisa diakses secara
online kemudian memilihnya dan bisa meminjam buku-buku tersebut secara gratis
di perpustakaan Baca Petra. Menarik dari Perpustakaan ini, selain menyajikan
buku bacaan, mereka juga mengajak pembaca untuk berdiskusi tentang hasil
pembacaan mereka terhadap buku itu. Kedua, Website Literasi Bacapetra. Selain
menyajikan buku-buku bacaan untuk masyarakat Ruteng. Klub Baca Petra seperti
membuka guci “harapan” baru untuk masyarakat umum NTT dan netizen. Mereka
menyajikan situs atau webiste yang dinamakan Bacapetra.co. Dalam situs ini
terdapat berbagai tulisan menarik seputar karya sastra terjemahan, cerpen,
puisi, ulasan buku dan catatan peristiwa yang bisa diakses oleh masyarakat
umum. Gerakan membuat website di era digital menjadi kesuksesan baru bagi Baca
Petra. Pemberdayaan website bagi tulisan-tulisan sastra seperti sastra
terjemahan, cerita pendek, puisi dan ulasan menjadi sesuatu yang baru bagi
masyarakat NTT. Gerakkan ini menjadi penyemangat bagi masyarakat untuk mudah
membaca karya sastra dari luar negeri dan membandingkan karya sastra di negara
kita sendiri. Ingat, semakin banyak orang membaca semakin banyak pula orang
cerdas baik dalam berpikir dan
bertindak. Ketiga, Literasi Berjalan. Tahun 2022
Klub Baca Petra bekerja sama dengan pemerintah mengadakan pelatihan menulis
cerita rakyat. Kegiatan ini menjadi ruang besar agar guci “harapan” Pandora itu
bisa mengobati ingatan masyarakat akan budaya dan karya sastra yang ada di Nusa
Tenggara Timur. Adanya menggali cerita-cerita rakyat, mitos, sejarah di daerah-
daerah sekitar Nusa Tenggara Timur, menjadi sebuah peluang besar untuk
masyarakat terus melestarikan kebudayaan itu sendiri. Semakin banyak orang
mengenal budayanya semakin banyak pula rasa cintanya terhadap daerahnya. Rasa
cinta itu yang membuat orang tidak mudah terjerumus pada wabah kebencian
terhadap budaya.
Mengapa Sastra?
Mengapa sastra? Mursal Esten berpendapat bahwa sastra
adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi
kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia. (Esten, 1978, hlm. 9) [2]
Maka peran sastra di masyarakat adalah membicarakan tentang kehidupan itu
sendiri. Jika Baca Petra membicarakan tentang gerakkan mencintai literasi
sastra maka sastra yang dikatakan Mursel Esten adalah kerja sastra yang hadir dalam Klub Baca Petra
yakni membangkitkan banyak orang berpikir dan
bertindak kritis serta kreatif untuk
membaca realitas kehidupan itu.
Peran sastra seperti novel, cerpen, puisi, pantun,
cerita rakyat di era digital sangat penting. Kehadiran sastra di platfom media
menjadi ruang bagi masyarakat menyalurkan kreativitasnya atau
sekurang-kurangnya mempelajari kehidupan dalam tulisan itu sendiri. Membaca
karya sastra berarti membaca kehidupan itu sendiri.
Adakah guci Pandora yang berisi suatu “harapan” baik
terbuka bagi manusia di era ini? Tentu Ada. Hanya saja masyarakat perlu mengasah
cara berpikir yang baru dan kritis, lalu bertindak secara kreatif. Jika ingin membuka
guci “harapan” bagi masyarakat ubahlah cara berpikir dan cara bertindak seperti
cara Klub Baca Petra membuka guci literasi pada masyarakat luas. Terobosan dari
hasil membaca karya sastra berdampak akan sangat baik, apabila kita mau
melakukan sesuatu dengan sungguh.
Akhirnya, mengutip perkataan Gody Usna’at selama dan sejauh perjalanan
kesabaran bumi menumbuhkan keladi kita berharap literasi sastra yang
digerakan oleh Klub Baca Petra bertumbuh dan terus menggerakan wabah yang baik
bagi masyarakat luas.
__________________________________
Tentang Penulis
Yohan Mataubana lahir di Nusa Tenggara Timur. Penulis adalah Koordinator Komunitas PETIR yang sedang jatuh cinta pada kerja literasi Yayasan Klub Baca Petra.
[1]
https://www.bacapetra.co/tentang-petra-tiga-hal-harus-saya-ceritakan/di
akses 26 februari 2022.
[2]
https://serupa.id/sastra-pengertian-sejarah-jenis-fungsi/
di Akses 27 Februari 2022
0 Komentar