Pixabay.com |
BOLA, BUMI KITA
Kau lihat bola, bumi kita
Hasratmu bergetar
Seperti gawang di Qatar
Hatimu lari pontang-panting
Mengejar bola bumi
Bola bumi, bola mimpi-mimpiku
Ingin kutendang ke gawang
Melesat di udara
Jatuh di luar tanah lapang
Lenyap di tengah ilalang
Kau kejar bola
Kukejar mimpi-mimpi
Kau dan aku senantiasa hasrat
Dalam lengkung bola bumi
Dalam pelukan matahari
Malang, 19 Desember 2022
BETAPA TEGA
Betapa tega kau
melepas puisi sunyi
Mengais remah-remah cinta
Di tengah kota
Betapa tega kau
membiarkan meratap
Malam yang gelap
Tanpa bunga mimpi
Betapa tega kau
menggembalakan rinduku
Di padang-padang siang
Diabaikan keangkuhan batu-batu
Dipeluk perih ilalang
Nimas, siapakah yang tega?
Jangan kau manjakan muram kabut
Aku masih puisi pantai
Bukankah rindumu gelisah laut?
Malang, 20 Desember 2022
MEMETIK BINTANG-BINTANG
Dari halaman rumahku
Kupanjat mimpi malam ini
Setelah secangkir kopi
Waktu dan ruang
Kuanyam jadi keranjang
Kupetik bintang-bintang
Telah kubaca pesan itu:
Aku suka drama dalam hidupmu
Kau hiasi puisi dan tembang
Melantunkan rindu bintang-bintang
Malam, 20 Desember 2022
_______________________________
Tentang penulis
Effendi Kadarisman mendapatkan gelar Ph.D. di Universitas Hawai tahun 1999, dan saat ini guru besar linguistik dan pakar etnopuitika di Universitas Islam Malang (UNISMA). Selain menekuni linguistik, ia juga mencintai puisi, dan telah menerbitkan 4 buku antologi puisi pribadi. Antologi terakhir, Selembar Daun Hening, masuk 15 nomine pada lomba Hari Puisi Indonesia tahun 2021. Puisi-puisinya tersebar pada 13 buku antologi puisi bersama. Ia juga mulai merambah media cetak, dan puisi-puisinya telah terbit di Republika, Nusa Bali, Rakyat Sultra, dan Gorontalo Post.
0 Komentar