PUISI MAX SAWUNG-DOA ARWAH

Gambar Pixabay.com


 DOA ARWAH


Pukul tujuh malam

Lonceng berdentang.


Semua diam.


Lilin menyala.

Anjing terus menyalak.


Di depan pusara ayah 

Kau menulis puisi begitu dingin

Selepas doa dengan amin yang gigil.

 

Dahulu selepas pulang kerja ayah selalu membawakan biskuit Khong Guan. Seperti teka-teki. Setelah Ia pergi ke dalam kesunyian abadi, aku menemukan jawaban pada puisi Joko Pinurbo, Perjamuan Khong Guan


Bajawa, 2022


DI BAJAWA


Pada setiap lorong sempit, 

Ada seorang anak kecil berlari tanpa sendal jepit.

Kini ia sudah dewasa, terhimpit antara takdir, karier dan harapan  untuk hidup tajir.

Di Bajawa, tanpa perlu digali atau dicari, 

Kenangan masa kecil perlahan lahir dari celah ingatan paling sunyi. 


Sudah sejak kecil 

Ia paham bagaimana cara menanam kenangan.


Bajawa, 2022


BIBIR


Pada bibir pantai yang tabah

Ombak mengulum resah 

Sebab ada nelayan yang akan pergi 

Dan rumah tabah menunggu pulang


Dengan mesrah

Mereka menggumam,

Semoga.


Maumere, 2022

______________________________

Tentang penulis

Max Sawung lelaki perkasa pencinta moke Maumere. Tinggal di Maumere.

Posting Komentar

1 Komentar

Delis mengatakan…
Selamat Kak.Mantap