PUISI ROY FRANS S.-RINTIHAN ORANG-ORANG YANG HAMPIR MATI

 

Gambar: Pixabay.com

Rintihan Orang-Orang yang Hampir Mati

Pada parak siang

awan robek

di bawah menggeletar

basah kuyup.

 

Orang miskin di dorong dari jalan

dengan telanjang mereka berkeliaran

bernga mengerumit

mencadangkan bayi sebagai gadai makanan.

 

Langkah-langkah bermandikan dadih

mengerumit tanah yang kering

berkelompok di bawah jeruju.

 

Luruh

dikerat

lisut seperti segala sesuatu.

 

Sementara saudagar

memusuhi terang

bertudung muka

menggeser batas tanah

dua petak kebun

menimbun uang seperti debu banyaknya

melimbang emas

menumpuk pakaian seperti tanah liat.

Bekasi, 17 Jun 2022


 

Hidup Dalam Kepahitan 

Anak Dara;

bergaul dengan dusta,

berbesar mulut dengan sia-sia,

terkoyak oleh kepahitan,

minum hujatan,

dangkal pengampunan.

 

Beberapa tahun kemudian;

susut dagingnya,

tulang tulang menonjol keluar,

tulang belikat lepas,

mata seperti seorang janda

yang sudah banyak jumlah tahunnya

menjadi pudar,

nyawa menghampiri liang kubur,

lidah di bawah langit-langit berbicara

tersendat-sendat,

kepala bundar bersandar pada kelek-kelek.

Bekasi, 18 Jun 2022


 

Biarkan Hujan Menemanimu

Apa yang dilakukan hujan

di malam hari selain;

mengantar lelahmu tertidur,

menemani sepimu,

membelai tangan-tangan lelah

yang seharian menyeka dukamu,

mengganti bulir-bulir di matamu yang telah mengering,

mengiringi lafal doa,

dan mengirimkan rindu menahun kepadanya.

 

Bekasi, 06 Jun 2022

*Dipersembahkan untuk Atalia Praratya

 

Kita dan Bumi

#1

Larik-larik doa telah bertalu-talu dikumandangkan

Syair-syair ratapan berduyun-duyun menuju haribaan

Pekik lantang pemujaan malah hadirkan pelik

Lalu aku dan kau di mana?

 

#2

Lekuk-lekuk bumi bermutasi menjadi kumpulan rumah terakhir segala makhluk

Desir pawana bersanding denting puing menuju pasir

Ibu-ibu tak lagi bingung mencari air karena melimpah dari awan kelabu

Saya dan anda sedang apa?

 

#3

Nyiur-nyiur melambai apakah sebagai ucapan syukur

Atau sebagai salam perpisahan kepada alam

Gunung-gunung menjadi menakutkan setiap mendengkur

Jadi hamba dan kamu bisa apa?

 

#4

Aku dan kau adalah pribadi misterius

Saya dan anda tercipta sebagai generasi penerus

Hamba dan kamu bisa jadi tikus-tikus yang rakus

Sehingga bumi ini hangus dan tandus

 Medan, 19 Feb 2021


Peramu Kopi

Aku adalah jejaka yang meramu sepi bersanding kopi

Kutuang ke dalam gelas berisi kehampaan

Lalu aku seruput dengan penuh kegetiran berharap segera tergenapi

Rasa gulali yang kurindukan akan hadir seiring pahitnya perpisahan

Medan, 19 Jan 2021

_________________________________________

Tentang Penulis

Nama saya Roy Frans S, nama panggilan Roy Dabut. Memiliki seorang istri dan 3 putri. Saya adalah seorang PNS di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan sekarang bertugas di KPU Bea Cukai Tipe C Soekarno Hatta. Saat ini saya bergabung dalam CLiF (Customs Literacy Forum), Komunitas Sastra Kemenkeu dan Kelas Puisi Bekasi (KPB). No HP/WA     : 082166894040. Email; rdabut@gmail.comdan Ig: @dabutflo


Posting Komentar

1 Komentar

say - Tony - Rojim mengatakan…
Mantap Bang Roy 👍👍