Duri dalam Bayang Semu
oleh: Daun Telinga Dwipa
Hai bunga-bunga taman
Berlagu bermain kupu-kupu
Sudah berapa lama kita berteman
Tiada rasa tumbuh cinta
Menjagamu dari kewarasan
Adalah diksi paling panjang
Tertawa tiap inci hari
Bayangmu nyaman mengungsi
Ada yang mengganjal
Tumbuh rerumputan
Antara ilalang senja kita tunaikan
Merusak kabar terang
Pagar makan tanaman
Kiranya kita dimulakan
Cemburu dalam lamunan
Pemicu kau dengannya
Batin tersiksa
Bersama menjelma duri aku telaah
Entah duka atau cinta
Maafkan aku duhai Dinda
Seulawah 23 Januari 2022
Kemarau di Dadamu
Oleh: Wajah Kata
Kemarau melanda kita kerontang
Atas dasar apa diam-diam kau tebar
Canggung menggerogoti
Agaknya aku tahu
Mengapa bibirmu gemetar tiap berkabar
Tangan menggigil menggenggam bugenvil
Merakit mahkota sederhana
Tersemat di lingkup kepalaku
Tanda kasih karib tak kan raib
Namun kau selipkan cinta
Di sela-sela dadamu
Hatimu cedera
Kau ketuk rasa, tapi aku?
Adalah musim menerbangkan ranting
Mematahkan jiwamu kering
Kau paksa jarak tersirat
Seakan meramu perpisahan
Kusuguhkan secangkir luka di matamu merona
Aku takut
Kepulannya merutuki tiap gerikmu
Karena aku semenjana
Untuk seutas duka
Gresik, 22 Januari 2022
Patah Ranting di Cermin Usia
Oleh: Daun Telinga Dwipa
Maafkan cinta yang semalam tinggal
Sebab rasa terus menggema
Memenuhi langit-langit dada
Segala muncul tiba-tiba
Patah ranting cemara
Jatuh di atasku merana
Retak cermin seribu usia
Persahabatan rusak karena asmara
Jangan merasa bersalah
Akan kubunuh rasa dengan air mata
Tiada perpisahan antara kita
Kembalilah semenjana
Maafkanlah,
Hati ini mungkin cedera
Tiada rela berpisah
Usailah segalanya
Seulawah, 23 Januari 2022
_________________________________________________
Biodata
0 Komentar