Menelisik Makna Perutusan Yesus dalam Markus 16:15-19

 Teologi adalah imlu yang berbicara tentang hubungan Allah dan manusia, atau sebaliknya. Dalam berteologi umat diajarkan bagaimana menafsir Kitab Suci dalam kaitannya dengan situasi dan konteks masing-masing pembaca [orang Kristen tentunya]. Akan tetapi, kegiatan membaca dan memahami isi ayat-ayat kitab suci saja belum cukup. Umat beriman mestinya melakoni pesan sabda dalam Alkitab dan kemudia pergi dan mewartakan pesan itu kepada semua orang. Pada kesempatan ini, penulis hedak menelisik salah satu perikop kitab suci Markus 16:15-19. Perikop ini hemat penulis memiliki syarat makna untuk direnungkan oleh semua orang yang beriman akan Allah. Bahwasanya eksistensi kita sebagai orang Kristian adalah mewartakan sabda Allah. Artinya iamn yang dihidupi masing-masing kita tidak hanya terkukung dalam perbuatan dan tingkah laku kita, tapi bagaimana iman yang baik [ditunjukan lewat kata dan perbuatan] bercerita/ diwartakan kepada sesama disekitar. Berikut tafsiran injil markus 16:15-19.

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. z  16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. a  16:17 Tanda-tanda b  ini akan menyertai 1  orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan c  demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru d  bagi mereka, 16:18 mereka akan memegang ular 2 , e  dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya f  atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, g  lalu duduk di sebelah kanan Allah. h 

Baca juga; Dilema Penerapan Metode Student...

1.    Pergilah dan beritakanlah

Yesus secara tegas mengatakan; “pergilah keseluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”. Kata pergilah dalam injil markus memiliki kesamaan dalam injil lain seperti Matius 28:19, lukas dan yohanes serta terdapat pula pada Kis. 8:1. Ketiga-tiganya memiliki makna yang sama yakni perintah yesus untuk mewartakan injilNya. Ungkapan “pergilah” ini mengisyaratkan sebuah perintah/amanat Yesus kepada murid-muridnya untuk pergi bermisi. Seperti apa amanat Yesus itu? Yesus memberi perintah agar muridNya pergi ke dunia mewartakan Sabda Allah dan membaptis semua orang agar menjadi percaya. Di sini Yesus secara tersirat mengatakan bahwa misi mewartakan injil bersifat universal, tanpa dibatasi ruang dan waktu. William Barclay mengatakan demikian:

“The church has a preaching task. It is the duty of the church, and that means that it is the duty of every Christian, totell the story of the good news of Jesus to those how have never heard it”[1].

Barclay mengutamakan tugas gereja sebagaimana yang telah dikutip adalah memberitakan injil kepada semua orang yang tidak  pernah mendengarkannya. Penulis sepakat dengan Barclay, bahwasanya baptisan yang diterima oleh umat Kristian mewajibkan kita unutk memberitakan injil. Namun disisi lain pemberitaan kabar gembira hemat penulis bukan hanya pada setiap orang yang belum mendengarkannya. Mengapa? Banyak orang Kristiani yang telah dibaptis belum percaya. Dalam situasi ini, pewartaan juga dianggap cukup mapan untuk bereksis ditengah dunia sedemikian.[2] Entah sukses atau tidaknya pewartaan itu, yang penting kita sudah menjalankan tugas kita sebagai umat Kristiani.

2. Baptis

Baptis merupakan tugas besar dari setiap anggota gereja. Gereja umumnya mengidentik kata babtis sebagai sakramen penerimaan seseorang kedalam gereja. Upacara ini biasanya menggunakan air yang direciki ke atas calon baptis sebagai lambang penyucian (permandian). Dengan dibaptis, seseorang resmi menjadi anggota gereja. Maka, Setiap orang yang telah dibaptis dengan sendirinya mendapat tugas sebagai imam, nabi dan raja. Carson dkk., dalam bukunya “New Bible Commentary 21st Century Edition” mengomentari ayat ini demikian:

Baptism was to be the sign of commitment to Christ; unbelief was to be itself a condemnation. Most of the signs mentioned here are to be found either in the gospels or Acts (except that of drinking poison unharmed although it is mentioned in early tradition). It is important to realize that even this early church writer does not suggest that these signs happen always and for everybody. We must not presume upon them and put God to the test, like one Christian sect that handles poisonous snakes. They are signs of the kingdom of God. We should accept them gratefully if they occur, but our minds should be set on God’s kingdom, not on its signs. [3]

Carson hendak mengatakan bahwa baptisan Kristiani harus menjadi suatu tanda komitmen [percaya] kepada Kristus; sementara  ketidakpercayaan adalah sebuah konsekuensi yang menjadi sebuah kutukan itu sendiri. Dengan kata lain, Baptis itu sendiri mengandaikan adanya suatu sikap percaya. Dengan sikap percaya kita dihantar pada kondisi kerajaan Allah, sebagaimana yang diterangkan  Carson; “they are signs of the kingdom of God. We should accept them gratefully if they occur, but our minds should be set on God’s kingdom, not on its signs.”

Lebih lanjut, kepada siapa injil diwartakan? Kata dunia mungkin jawaban yang pasti. Menurut D. A. Carson bukanlah soal pemahaman kita tentang dunia fisik. Dunia yang digambarkan Yesus sebenarnya merujuk pada  kondisi atau keadaan dosa.[4] Maka dari itu, pewartaan Murid-murid seturut perintah Yesus “pergilah” dan “batislah” adalah tugas memulihkan iman (membersihkan dunia dari keadaan dan situasi dosannya) atau rekonsiliasi atas dosa, sehingga manusia memperoleh keselamatan yang dari Allah sendiri (bdk. Mrk.16:19-20).  

Komentar Teologis

Pada dasarnya, setiap orang yang hendak menjadi seorang Kristiani harus dibersihkan dan dilahirkan secara baru dengan penerimaan sakramen baptis (permandian). Sakramen baptis seturut iman katolik dapat menjadikan seorang menjadi anggota sah dalam gereja. Dalam sakramen baptis umat Kristiani diembankan beberapa jabatan [imam, nabi dan raja] yang juga memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Namun yang pasti, jabatan yang diberikan gereja beserta fungsi dan peranannya mewajibkan kita untuk berlaku sebagai seorang Kristiani sejati. Artinya umat yang dengan sadar dan mau dibaptis memiliki kepercayaan yang total akan Tuhan. Sikap percaya ini kita nyatakan dalam sikap dan perbutan kita sehari-hari. Lebih lanjut, Gereja dengan misi utamanya mewartakan sabda Allah. Maka, siapa pun itu, jika sudah menjadi anggota gereja [melalui pembaptisan] diwajibkan untuk meneruskan misi gereja universal. Maka, sebagai seorang Kristiani tugas utama yang mesti dijalankan adalah misi pewartaan. Umat kristiani dipanggil dan diutus ketengah dunia untuk memberitakan injil, kabar gembira Tuhan kepada sesama anggota gereja yang belum percaya [seperti ungkapan Barclay] maupun kepada setiap orang yang belum mendenggarkannya. Dengan itu, misi Allah menyelamatkan semua makhluk ciptaan tercapai, keselamatan yang dari Allah menjadi universal, tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Penulis: L. Adun


Sumber:

[1] William Barclay, The Gospel of Mark (Skotlandia: Edinburgh University Press, 1954), p. 769.

[2] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Inil Markus, ed. Gabo Gea (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 223.

[3] D.A. Carson et all.(ed.), New Bible Commentary 21st Century Edition (New York: InterVarsity Press, 1994), p. 1259.

[4] Ibid.

Posting Komentar

0 Komentar