Oleh Ayu Alexandra|| Puisi
Wanita bermata hujan, ia tertunduk pilu di sudut
kegelapan. Cahaya di raut wajahnya yang dulu terang
perlahan hilang, binar matanya redup, seakan letih
dengan perihnya hidup.
Tangan kirinya menggenggam luka yang telah lama
dipelihara, tangan kanannya menggenggam rindu yang
semakin samar dan terlihat abu-abu.
Senyumnya tak lagi ramah, setiap hentak jantungnya
dipenuhi dengan detak amarah. Bibirnya telah lama
tertutup rapat, terlalu kenyang perutnya menelan
debat.
Separuh jantungnya dipenuhi duri-duri kecewa, dari
kekasihnya yang telah lupa cara memberinya tawa.
_____________________________________
Penulis
Ayu Alexandra mahasiswa aktif di Universitas Katolik Indonesia Santo Paulus Ruteng. Penggiat di komunitas Rumah Baca Aksara
0 Komentar