Ayu Alexandra || Puisi
Aku menantimu, di pelataran senja dengan secangkir
rindu berwarna jingga. Berharap kau datang dengan
bunga rindu di genggaman, memberi peluk pada
suasana pelik, menjadi satu-satunya penawar lelah
paling ampuh, meski kupaham kau terperangkap di
ruang jenuh.
Pada dinding berlumut dan beku, masih kusandarkan
lelah menanti teduhmu pulang. Kembali menata hati
yang tak terbentuk, satukan kembali serpihan rasa
yang telah remuk.
Di kala petang mulai merambat, sepi semakin hebat,
senyap teramat pekat. Sementara kau masih jauh,
teramat jauh dari kata dekat. Ragamu nyata di depan
mata, tapi hatimu terlunta-lunta mengembara.
Kau larut dalam tebu asmara tabu, kini jarak
bukanlah perbedaan tempat berpijak, tapi sebaris
namaku di dadamu tak lagi berjejak. Bahkan sesekali
aku kehilangan nyali untuk sekadar mengharap
dicintai;kembali.
0 Komentar