Cerpen_SEPENGGAL KENANGAN

Oleh: Maria Makdalena

 SORE itu langit kembali suram, ah  seakan ia menunjukkan pada dunia perihal kesedihannya. Alam pun kembali meringkuk, tirainya mulai berjatuhan. Tak takut sakit ataupun cemas, satu persatu kembali muncul hingga terjadi perang nada di cakrawala. Sambil ditemani secangkir kopi, kembali kududuki sudut jendela yang menjadi singahsana ternyaman yang pernah aku miliki. Tirai ini terus riuh, membelai dan terus bergelayut manja pada ambang jendela yang menjadikanku saksi betapa cemburunya aku akan semesta yang selalu mengejek dan memojokkan ku kala aku terlihat kacau dengan segala hiruk pikuk dunia yang semakin liar berkelana di benak. Sembari menyesap kopi hambar ini, kembali kubuka catatan tua ku yang sudah tak lagi indah sampulnya. Hehehe, jika dia manusia akan kukatakan dia sudah keriput. lembaran demi lembaran kubuka dan terus kulewati. Ah dari sekian banyak goresan pena yang berbekas pada si tua ini, kutemukan catatan kecil disini. 

"10 september 2018"

Dia aktif hari ini

MALAM INI, SENIN 10 SEPTEMBER 2018....

HUJAN BEGITU LEBAT, DERU ANGIN KIAN MENUSUK PORIKU. AH INI SANGAT DINGIN.WAKTU ITU AKU BARU SAJA SELESAI MANDI, DAN AKU PUN SEGERA KEMBALI KE KAMAR UNTUK MELANJUTKAN RUTINITAS YANG WAJIB UNTUKKU LAKSANAKAN, MENGECEK HP. ADA YANG MENGEJUTKAN DISANA, NOTIFIKASI SOSIAL MEDIA DARI SANG PUJANGGA. HAHA, TAHU SAJA KAN BETAPA BAHAGIANYA SEORANG GADIS 18 TAHUNAN YANG MENDAPATKAN PESAN SINGKAT DARI DIA SI PENGISI RUANG KHUSUS ITU. 

DIA AKTIF HARI INI?

HEHE, TENTU SAJA SEBUAH KEJUTAN SEDERHANA YANG SANGAT MENYENANGKAN. SULIT KUGAMBARKAN SECARA PASTI TINGKAT BAHAGIAKU SAAT INI. BISA DIBILANG SEPERTI MEMENANGKAN UNDIAN SATU MILIAR RUPIAH. SUNGGUH, AKU BEGITU MERINDUKANNYA. RINDU AKAN KEKONYOLAN DAN KEISENGANNYA MENURUTKU BEGITU MENGGEMASKAN. DALAM KERINDUAN YANG BEGITU MENGGEBU, TIMBUL JUGA RASA KESAL SAAT AKU MEMBACA PESAN PEMBUKA DARI AKUN SOSIAL MEDIA MILIKNYA. SAPAAN KONYOL YANG DIA BERIKAN, "WOE MONYET". ADUHAI, APAKAH TIDAK ADA KATA YANG LEBIH INDAH DAN LEBIH MANIS DARI KATA ITU? TAPI SUDAHLAH, INI HANYA PERIHAL RINDU YANG TERUS MENGENDAP KALA DIA YANG TERUS BERJUANG DI BALIK PENJARA KUDUS. DAN BEGITULAH DIA. SINGKAT CERITA KAMI SALING BERTUKARAN KABAR DAN MEMAHAT RINDU WALAU HANYA HANYA 5 MENIT SAJA. DAN DIA PUN KEMBALI PADA DUNIANYA YANG SEDANG DIA NIKMATI, PENJARA KUDUS. DAN AKU PUN KEMBALI LARUT DENGAN DUNIAKU YANG BISA DI BILANG LIAR DAN PENUH TOMBAK SERTA KERIKIL, TUGAS KULIAH. HAHA, SISWA YANG BERGELAR MAHA ITULAH SANDANGAN YANG PAS UNTUKKU SAAT INI. HARAP KU HANYA SATU, KABAR DARINYA YANG BISA MENJADI PUPUK PENYUBUR KALA HATI INI TERUS BERTERIAK KATA RINDU. AH SUDAHLAH, SUDAH WAKTUNYA KU TINGGALKAN CERITA SAAT INI. WAKTUNYA BERTUGAS. SAMPAI KETEMU DI WAKTU BERIKUT, DAH.

Hati ini terus geli mengingat setiap bait yang kulirik ternyata begitu lucu. Ah tak terasa senja telah mengundang. waktu berlarut dalam kenangan sudah usai. Seperti yang tertata pada lembaran tua tadi, siswa yang bergelar maha. Hahah, sebaiknya aku kembali larut dalam tugas ku. Sampai bertemu di waktu berikut.

___________________________________________

Penulis

Maria Magdalena adalah mahasiswa unipa jurusan psikologi. Kini penulis tinggal di Maumere 





Posting Komentar

0 Komentar