Tahukah kau, Anakmu ini sudah kau taburkan benih asmara yang kini mulai tumbuh subur di ladang
Pertemuan
Mentari hadir, sinarnya terus menyusup ke celah dinding
Tubuhku menggeliat sempurna seraya mengumpulkan sisa-sisa nyawa yang masih tertinggal di ruang
fana.
Ah, ingatan itu kembali terngiang di angan.
Agra...
Dia lelaki manis nan rupawan yang telah menghadirkan percikan api diruang dada ini.
Tak pernah terbesit dibenak seperti apakah rupanya yang nyata.
Setahun mengenalnya, jika ditanya kenal dimana? Sosial media jawabnya.
Guliran pesan terus datang dan pergi. Banyak warna yang terkisah dibalik pesan singkat yang tercipta.
Tawa canda yah tentu saja menjadi bumbu pelengkap dalam menjalin suatu kedekatan sebagai teman.
Agra...
Tahukah kau, Anna mu ini sudah kau taburkan benih asmara yang kini mulai tumbuh subur di ladang
yang kau ciptakan?
Ada rasa rindu yang mulai terpahat. Ah rindu ingin melihat figura nyata dari sang khalik.
Ah, sepertinya sang maha telah mendengar doa dari Anna mu ini.
Ragu, tentu saja. Gugup? Terpana? Tatapan itu benar benar membekukan ruang dada milik Anna mu. Ah
hanya 5 detik. Pertemuan sesaat yang membekas sempurna di benak semakin membakar rindu.
Agra..
Saat wajahmu tertangkap sempurna di retina milik Anna mu
Desiran halus itu kembali hadir, gejolaknya semakin kuat.
Kau sangat indah, lebih memikat dibanding saat Anna mu temui di dunia maya.
Gelak tawamu menjadi dambaku
Heningmu merasukku
Apa mungkin ini dinamakan permainan hati?
Ah entahlah, kau selalu mengatakan kata NANTI...
Cintamu hadir dalam diamnya malam...
Pertemuan itu akan kembali membekas di padang luas yang kau dan Anna mu tempati...
Agra..
Langkahmu mulai jauh memudar..
Lorong waktu menjadi destinasimu tempat kau berlabuh...
Annamu akan tetap disini
Selalu diambang lorong waktu, sampai tiba pada saat kau mengatakan..
Anna, aku kembali..
Agra
---------------------------------------------------------------------
Penulis
0 Komentar