ASMARA TEPI KANAL
Semilir angin belai dua jiwa
Yang terhantam hampa.
Rumput tepi kanal jadi saksi
Sepasang mata saling tatap
Tuai cerita hingga kasih tertata.
Air tenang mengalir seirama
Tutur kata dari bibir penuh dosa.
Terlalu cepat asmara memanah dada
Seketika kosong mata tiada mekar bunga-bunga
Dan bulan tawarkan sedih dengan kasih
Tak sempat bersemi.
Gigil mendekap momen terungkap
Mesra membara padam sesaat
Bicara rindu tanpa sendu
Hampir seperti mengunyah kerang
Tanpa kuah pedas; tak sempurna.
Kala itu tersemat cacat di hati
Pada nyanyian musisi jalan
Petik gitar sederhana
Tanggalkan segenap cinta
Yang membuat diri terlena.
Jakarta, 2023
GAGAL
Di sudut matamu kebun mawar telah runtuh
Terbakar keluh cinta mudah menipu
Jiwa kalap menabur rindu dengan candu
Melangkah menuju jurang; terjatuh
Bersimbah darah dan peluh
Tatap langit sambil mengaduh.
Gelap adalah kawan setia
Buta tak memandang apa-apa
Kecuali gulita yang semakin menyapa
Dengan senyum dungu meneror
Kepala penuh lumpur.
Jakarta, 2023
MEMORI PANTAI
Nuansa pantai membantai kenang
Debur ombak menyapu langkah kaki
Yang berlinang air mata kasih
Pupus sudah tertiup angin pagi.
Jakarta, 2023
Baca juga
KATARSIS
Puisi rindu tertulis dalam sebuah kertas
Yang berisi caci maki
Sekadar padamkan api
Kata-kata merangkak
Di tengah sepi mengalun kasih
Sapa jiwa yang letih
Tikam hati yang lirih.
Jakarta, 2023
LUSUH KOTA
Langit karat mata sekarat
Tengok tikus-tikus melarat
Koyak tong sampah hingga payah
Jerit perut lapar menjajah hebat.
Jalang deru mesin kendara
Lalu lalang congkak mendera
Kepul asap cekik sang malam
Dengus hidung geram menerkam
Hujan turun begiru rusuh
Di tepi jalan menanti subuh
Dengan tatap kaum lusuh
Seketika asa meluruh runtuh.
Jakarta, 2023
SALAM HUJAN MALAM
Hujan malam ucapkan salam
Pada jiwa-jiwa
Yang tidur berselimut kelam.
Ada ular di kepala
Mendesis liar mematuk saraf;
Kejang tak keruan
Mati pegang janji yang lebam.
Payung mekar
Bak mawar di musim semi
Tetes hujan selayaknya
Puisi yang ditulis dengan sakit
Sisa tanya tak terjawab
Apa bunga bisa tumbuh
Meski mentari enggan menyinari.
Jakarta, 2023
MALAM BERSAMA NASI UDUK
Duduk aku bersama nasi uduk
Di depan hanya ada kendara
Dan hujan membara.
Sedang aspal membisu
Tubuhnya terinjak-injak
Oleh genang dan kenang.
Tetes rinai sampaikan salam
Tentang rindu yang terhantam
Jarak dan waktu.
Serta malam ambigu
Tebar pesona untuk hati beku.
Pun lidah melambai
Kala sesuai nasi dan kerupuk
Pelan-pelan goda rahang
Untuk santap dengan kasih sayang.
Jakarta, 2023
___________________________
Tentang Penulis
Ardhi Ridwansyah kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998. Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019”. Termasuk 115 karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi 2021. Puisinya juga dimuat di media seperti labrak.co, litera.co.id, kawaca.com, balipolitika.com, galeribukujakarta.com, Majalah Kuntum, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, koran Minggu Pagi, Harian Bhirawa, Dinamika News, Harian Fajar, koran Pos Bali, Riau Pos, Suara Merdeka, Radar Malang, Radar Madiun, Radar Banyuwangi, Radar Kediri, Nusa Bali, Suara Sarawak (Malaysia), koran Merapi, Pontianak Post, Harian Waspada, Radar Tuban, Babel Pos, Harian Analisa, dan Media Indonesia. Instagram: @ardhigidaw. WhatsApp: 087819823958.
0 Komentar