Ilustrasi Infokatolik.com |
Rindu Seorang Ayah
Anakku di sana…
Saat raga rapuh ini menghampiri beranda rumah
Kembali yang bertamu adalah candamu..
Itu seperti sebuah candu
Yang tak bisa diganti dengan celoteh teman Ayah.
Ayah bertaruh peluh, bersabar penuh
Agar bisa menyekolahkanmu, walaupun Ayah tahu
Karena alasan itu pula lah yang membuat kita jauh.
Sekarang juga, Ayah masih saja mengaduh pilu
Saat ibumu berbisik sendu;
“Tak ada telepon darinya selama seminggu”
Ayah tak ingin engkau tahu tentang ngilu ini
Karena hanya akan menjadi penghalau
Dalam usahamu menggapai kemilau.
Maka, tetaplah melaju,
Sampai waktu mengasihani kita untuk Kembali beradu….
Cerita Derita Mama
Nak…
Akan ada masanya kita tak lagi seperti ini;
Di mana, mama mendongeng tiada henti
Sedang kamu menelannya tak kenal letih.
Entah itu karena cita atau cinta yang memaksa
Kita harus belajar rela saat semuanya tiba.
Mungkin hujan akan membuatmu dekat dengan jendela
Sambil menerawang kisah yang indah di desa.
Percayalah… kalau di saat yang sama,
Fotomu juga sedang digenangi oleh air mata mama.
Untuk itu, bila kau rindu kembali,
Tuntaskan dahulu semua janji
Agar ada damai yang kau bawa ke sini.
Toh… mamamu tak kenal jenuh menanti…
Nak…
Mama mengiringi pilihanmu
Dengan doa yang tak mati dipilin.
Cukup mama yang akrab akan matahari dan sengatnya
Kamu harus tetap terbit dengan semangat…
_____________________________
Tentang Penulis
Pius Kraeng adalah mahasiswa IFTK Ledalero jurusan Filsafat. Menyukai dunia seni. Sekarang bergiat di Teater Aletheia Ledalero.
0 Komentar