CERPEN DENDAM || SITI NURFADHILLA


DENDAM

Evan adalah seorang anak yang sangat pendiam ia memiliki hobi menggambar sesuatu yang sangat aneh, sehingga dirinya menjadi sering dibully. Tom adalah teman sebangku dari Evan, Tom merasakan bahwa yang digambar Evan bukan sekadar imajinasi Evan saja melainkan sesuatu yang nyata.

Tom sedang berjalan di koridor sekolah, ia sedang mencari bukunya yang sepertinya disembunyikan seseorang, di taman, kelas, kantin, ruang ekskul dan semua tempat di sekolahnya, ia sudah telusuri tapi tetap tidak ketemu “siapa ya yang nyembunyiin bukuku? Sudah beberapa jam aku mencarinya tapi tidak ketemu, aku bisa dimarahi pak Adam”

Tom kebingungan di mana bukunya berada karena kalau tidak ketemu, ia bisa dimarahi pak Adam. Tom baru ingat kalau perpustakaan belum ia telusuri “eh iya aku belum mencari bukuku di perpustakaan, siapa tahu ada di situ” ucap Tom 

Lalu Tom pun berlari ke arah perpustakaan setelah sampai betapa kagetnya bahwa ternyata bukunya sedang dipeluk Evan. “Evan kenapa kamu menyembunyikan bukuku?” Tanya Tom pelan karena Evan terlihat ketakutan, Evan yang ditanyai seperti itu malah semakin terlihat ketakuan.

Tiba-tiba pintu terbuka, ternyata itu pak Adam “Tom apa kamu sudah menyelesaikannya?” Tanya pak adam kepada Tom “Eee … itu pak bukunya di evan” jawab Tom sambil menunjuk Evan. “jangan ambil buku ini monster!” teriak Evan sambil menatap tajam pak Adam.

Pak Adam spontan membelalakan matanya “berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepada guru, Evan! Dan kamu harus mengembalikan buku itu kepada Tom” ucap pak Adam emosi, Evan yang mendengar itu langsung membawa pergi ke luar, Tom yang ditarik oleh Evan hanya bisa pasrah karena genggaman Evan sangat kuat 

Evan membawa Tom ke sebuah rumah tua yang dekat dengan sekolah, setelah Tom dibawa masuk ke rumah tua itu, betapa kagetnya Tom melihat isi rumah tua itu, di sana banyak alat tulis buku, dan gambar-gambar berserakan “Astaga! Evan apa ini ulahmu?” Tanya Tom pada Evan, bukannya menjawab Evan malah membawa Tom ke ruangan bawah tanah.

“Diam dia bisa mendengar kita”  ucap Evan sambil menutup mulut Tom. Terdengar suara langkah kaki, itu terdengar seperti suara langkah kaki pak Adam karena pak Adam selalu memakai sepatu yang tebal “sepertinya kamu sudah tahu ya?” sahut pak Adam melipat tangannya.

Tom yang mendengarnya langsung merinding “apa ini alasan Evan membawaku ke rumah tua?” ucap Tom dalam hati. Tiba-tiba pak Adam berada di belakang mereka sambil menyeringai, Evan langsung menarik Tom keluar dari rumah, tapi sayangnya pak Adam langsung menahan mereka “mau kemana? Jangan kira kau bisa membawa Tom kabur dariku” ucap pak Adam dengan suara yang lebih serak 

Pak ternyata membawa pisau pemotong daging, ia berniat membunuh Tom dan Evan dengan pisau itu. Untungnya Evan berhasil menarik Tom dengan cepat hanya saja pisau itu terkena kaki Tom dan setelah itu terdengar sirine mobil polisi dari luar juga ada mobil ambulance. 

Ternyata pak Adam memiliki gangguan jiwa  disebabkan 7 tahun lalu ia kehilangan istinya karena anaknya. Karena istri dan anaknya bertengkar hebat di balkon rumah dan secara tidak sengaja anaknya mendorong ibunya yang tidak lain adalah istri pak Adam jatuh dari lantai 15 lalu anaknya menghilang entah kemana setelah kejadian itu. Pak Adam yang mengetahui langsung shock dan defresi, ia menyimpan dendam pada anaknya. Lalu ketika ia bertemu Tom, ia merasa bahwa Tom adalah anaknya karena sangat mirip. 

____________________________

Tentang Penulis 

Siti Nurfadhilla lahir di Subang, 9 Mei 2011, Sekolah di SDN Ciberes, Kabupaten Subang, Ia sekarang duduk di Kelas 6, Siswi berumur 11 tahun ini hobinya menulis dan mendengarkan musik, menurtnya “Hidup dalam imajinasi itu lebih baik dari pada hidup di dunia nyata” ia bercita-cita ingin menjadi psikolog.


Posting Komentar

0 Komentar