Pixabay.com |
Mencari Surga di Jakarta
Sepasang kenya duduk menghadap
senja.
Menulis resah pada tanah basah.
Menanti di tepian kota
pemberi janji kemewahan dan
kenikmatan surgawi.
Malam mulai menyapa
para pecinta surga gemerlap.
Berpesta dalam ingar
memandu lagu dengan wajah lugu
mengisap botol-botol berisi hingga
kosong.
Ruang sepetak selalu menjadi akhir
saat bibir menahan getir
diiringi bait-bait lagu
kening lutut yang saling berbenturan
melentur garis finis,
hingga mulut melenja ruah
melacur senyum manis.
Lembaran kertas jadi imbalan.
Ketika subuh merengkuh wajah-wajah
lesu
mereka beranjak menuntut ilmu
merangkai mimpi seorang putri
dari tanah basah menjadi istana
Bekasi, 05 Apr 2022
Maneken di Kota Tua
Pada kilau lampu jalanan
riuh klakson bersahutan
derap langkah menderu
mengejar mimpi yang terus berlari.
Maneken menatap penuh harap
dari etalase di Kota Tua
seolah berbicara dengan kedua netra
memanggil pejalan kesepian.
Wanita separuh baya
senyum setipis gaunnya
dengan secangkir ingatan kesedihan
dan sepiring harapan kebahagiaan
berpose dengan tubuh berharap dekap.
Hilir mudik pejalan kaki memberi
janji
membangun ruang mimpi
untuk sekedar singgah
merangkai cerita dan memberi tanda
mata.
Malam melahirkan kelam
sekeping cerita di ibu kota
bergelayut dengan harapan
untuk sekedar bisa bertahan.
Bekasi, 13 Apr 2022
Terhalang Tembok
Malam terasa panas
tempayan-tempayan langit bak
mengumbar janji
enggan menurunkan embun.
Pakaian seperti bara
bulir-bulir kristal basahi kulit
mengkilap
hingga jantung termengah-mengah.
Suara gelak gadis terdengar dari
kejauhan
seperti senandung memanggil sukma
bercengkerama.
Kecapi mendengking menjadi alunan
jiwa kesepian
hati melonjak dari tempatnya
terbayang sesosok bergaun putih
lalu berharap fajar segera merekah.
Tiba-tiba tawa itu raib bersama
sarayu.
Hening menggelora
sendi-sendi dilantak
cemas bergegas
ketika ringkikan dahsyat pecah.
Malam semakin larut
dari dalam suara berbisik,
“Keluarkanlah jeritanmu.”
Lutut bertelut
ketakutan memberontak segera
beranjak
tapi tembok menjadi penghalang
hingga akhirnya lisut seperti rumput.
Bekasi, 28 Agust 2022
Dokter Menyerupai Tikus
Dari sebuah rumah sakit
tempat dokter berkelakuan tikus
bersembunyi dalam seragam putih
mencuri keju melalui resep-resep obat
lalu menjadikan harta karun
dalam peti besi di dinding kasat mata
dan hidup dalam kemewahan
di atas derita pasien.
Bekasi, 18 Okto 2022
Nama saya Roy Frans S, nama panggilan Roy Dabut. Berdomisili di Bekasi. Berusia 42 tahun, memiliki seorang istri dan 3 putri. Saya adalah seorang ASN di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan sekarang bertugas di KPU Bea Cukai Tipe C Soekarno Hatta. Saat ini saya bergabung dalam CLiF (Customs Literacy Forum), Komunitas Sastra Kemenkeu, Kelas Puisi Bekasi (KPB), Competer Indonesia dan Satupena DKI Jakarta. Telah melahirkan buku puisi berjudul “Terpesona Cinta” tahun 2021 dan beberapa karya pernah dimuat dalam berbagai antologi puisi dan media elektronik.No HP/WA: 082166894040, Email: rdabut@gmail.com, IG: @dabutflo
1 Komentar