Pixabay.com |
Nyanyian Serumpun Bakau
Di tepi pantai teluk
perawan
Serumpun bakau tumbuh dalam buaian
Alam mengasuhnya penuh kemanjaan
Bergaul mesra dengan sobat-sobat
kesayangan
Namun, setelah pantai terjamah
Segalanya turut berubah
Alam tak lagi ramah
Kawan pun menghilang; entah
Serumpun bakau meratap pedih
Lantunkan kidung perih, lagi sunyi
Tentang debur ombak yang enggan membelai
Tentang desau angin tanpa sapa
Tentang anak-anak ikan, udang, dan
kepiting yang dulu berkejaran di sela akarnya
Tetap tegak di ambang punah,
Serumpun bakau melarungkan harap pada propagul-propagul
yang menyebar
Melintasi lautan
Mencari tempat baru
Untuk tumbuh dan menetap.
Singosari, 11 November 2022
*propagul: anak semai pohon bakau
Luruhnya Pokok Tembakau
Sebatang pokok tembakau
Tetiba memucat,
Layu,
Dan luruh tanpa sempat menguning
Satu-satu daunnya ranggas,
Lepas
Tergeletak pias
atau terbawa angin
ke lautan luas
Tinggal pokok tembakau yang merana
Hingga akhir hayat pun tetap terhimpit lara
Kiranya ia terlampau berat menanggung
beban:
Entah karena keadaan,
atau kenangan.
Singosari, November 2022
Baca juga : https://link.rtkn1.com/product/1-juta-sehari-dengan-funnelzpro-agency-EDE?aff=yohan240698@gmail.com
Inkarnasi
Serupa Phoenix
terbakar mati untuk terlahir kembali
dari abunya sendiri
Menjelma aku
Dari liukan agni
Candradimuka
Pelebur bayang-bayang kelam
Demi sosok paling cemerlang
Singosari, November 2022
Tentang penulis
Levi S., perempuan kelahiran Gresik domisili Singosari, Malang, Jawa Timur,
Penggemar warna biru yang hobi membaca, kuliner, dan menikmati alam. Masih
berusaha untuk bisa mempunyai karya sendiri. Pernah bergabng dengan AIS, Kepul,
Ruang Kata, dan Competer Indonesia (sampai sekarang). Dapat dikunjungi di FB:
Levi S.
0 Komentar