Gambar: Pixabay.com |
MABUK
Maka ketahuilah, penyair cukup kesulitan
mengenali puisinya. Barangkali juga sebaliknya.
Seperti buta nada. Kata-kata tidak lagi
punya irama. Berirama. Tapi dia datang kepadamu masih bersama-sama. Mirip
kumpulan masa.
Karena hari ini, kita bisa menyenangkan
dan menyakitkan sekaligus. Kata si bandar. Dia duduk di sebelah saya. Kebetulan
saya orang pertama yang menerima segelas sopi dari tangannya.
Dan begitulah kata-kata ini datang
kepadamu. Mirip kumpulan masa. Unjuk rasa?. Terserah sesuai apa adanya menurutmu.
Ha,ha,ha.
2021
MEMBUAT PERTANYAAN
: Diri sendiri
Pintu kamar terbuka. Cermin meretakkan dirinya-berserak.
Jendela yang kesulitan menutup. Selop kunci berkali-kali hilang. Angin yang
entah, datang ke arah tubuh dan baju lengan panjang yang tiga hari belum pernah
saya lepaskan. Saya sendiri yang menjuntai ke lantai. Matahari pergi dan gelap kembali.
Denting jam berbicara dalam kepala. Jam enam sore. Dan tiba-tiba saya
berkata-kata kepada sesuatu. Mungkin tuhan. Mungkin setan; tentang kekacauan
lebih dulu ada, mengenal tiap orang lebih dekat dari yang diduga, apakah saya
salah satu yang lahir dari kacau itu, seperti ada sepasang lengan yang belum
mengenalkan dirinya dan menyusun saya dengan perihal-perihal berantakan di
pikirannya?
Lenggang begitu lama, begitu dalam.
2021
MENERBITKAN POSTINGAN SEBELUM TIDUR
Saya letakkan suatu yang sebut saja itu gelisah,
di sebuah blog. Di dalamnya ada kata-kata yang membilang akhir tapi belum selesai.
Kata-kata ini pernah dihapus berulang. Membiarkan kursor jadi bentuk paling
sibuk di depan mata saya. Misal dengkur yang panjang, mata yang kuat terbuka di
dini hari, kopi yang tidak lagi ampuh, berita yang itu-itu saja, ponsel yang
selalu satu inci lebih dekat ke arah saya, dan sesekali mendoakan agar mimpi
indah adalah kenyataan di besok pagi.
Dan saya menghapus lagi semuanya. Setelah
beberapa pertimbangan, setiap postingan sendiri memiliki kosakata asing yang
tiap kali tidak menolong saya untuk tertidur dengan semestinya.
Maka saya biarkan layar putih semula
ditambah kursor dengan keganjilan sendirinya. Sebuah kacau yang sedari dulu
perlu disabda.
Dan entahlah. Saya mulai ketagihan menerbitkan
postingan itu setiap hari.
2021
KIAMAT
Populasi jomblo berkembang pesat di
seluruh dunia. Menghilangkan hari-hari kencan dan jadwal pernikahan. Kesepian
akan jatuh seperti credo dan abadi di tiap-tiap kening. Kelak jika sudah digenapkan,
kita adalah sejarah yang menciptakan halaman per halaman dari kitab suci.
Dan diprediksi tidak ada lagi masa depan.
2021
CUACA
Dia membiarkan dirinya dicebur ke dalam
saya, ke dalam orang-orang lain, ke dalam segala benda yang sadar telah
dimasuki.
Seperti takdir. Seperti ramalan ke arah
akhir.
Dan untuk alasan pribadi, perkara ini
cepat menguap dan memberat pada Kepala; ada rupa-rupa bahasa dan binasa.
Seperti peristiwa yang buru-buru jadi
berita. Seperti paragraf yang tidak bisa semuanya dicantumkan nama-nama.
Banjir, hujan lebat, badai tropis, kemarau
panjang, bintang jatuh, pesawat jatuh, pulang matahari, datang bulan. Bahkan
terutama, susah sinyal.
Dan tuhan, apa kau juga ikut dicebur?
2021
BEBAS
Pertanyaannya: kapan?
Kadang- dikatakan yang lain dari suatu
waktu-ada benarnya juga
Manusia jadi sakit karena semata tanda
tanya.
2021
_______________________________________
Biodata
Sandro Sogemaking berasal dari Flores Timur dan kini sedang mengenyam pendidikan di Unwira Kupang.
0 Komentar