Saksi Duka Semeru
Dentum terdengar menghunjam telinga
Seorang
perempuan berlari tunggang-langgang
burungburung mengudara hendak tuntun langkah
Awan pekat
kerubung rumahrumah
Ia gapai tubuh mungil di ranjang bambu
Matanya pandang ke belakang, langkah
terseok-seok ke depan
Mengalun
gema takbir dari bibir yang semakin pucat
Gemuruh serta teriakan penghuni
tak mampu menyibak tirai abu pekat, butakan
mata kaki, mata hati. Amuk lahar
semakin gila
Ia
berteriak pada sekawanan burung
Sesekali tatap
buah hati di degup kencang dada
yang
tertawa melihat panik wajah ibunya
Perempuan itu masih berlari sembari rapal
takbir,
Namun langkahnya kalah oleh kencang kakikaki
lahar
Tubuhnya
dicekam suasana, ia nampak berserah, berhenti melangkah
tak ubahnya burung tak bersayap, pasrah dekap buah rahim
seketika tubuhnya lebur diguyur lahar di tanah tak berpijar
Ruhnya
telah mengangkasa dijemput Yang Maha Kuasa, berkuasa atas segala.
Bali, 08 Desember 2021
______________________________________________
BIODATA
Ni Wayan Kristina,
kelahiran Pupuan 01 Februari 1991. Nama penanya Rambut Kristinta. Beberapa
karya antologinya yang telah terbit yaitu Antologi Puisi Tinta Pelangi Cinta,
Cerpen Bahasa Bali Semprong Puun, Dongeng Rimba Cerita bersama Made Taro,
Antologi Puisi Pijar Sebuah Ruang, Bung Hatta, dan Manuskrip Bintoro. Selain
itu, puisinya masuk dalam peserta 4 karya teruji oleh sutera.id (2021) dalam antologi
yang berjudul eksploit organ dalam. Karyanya termuat di beberapa media online
seperti Media Bali, Competer Indonesia, Dermagasastra, Riau Sastra, Tajdid.id,
Buletin Kapas, Ngewiyak.com dan TirasTimes. Ia merupakan Juara 1 Lomba Cipta
Puisi AIS (Agustus-September 2021) dan Peraih Anugerah COMPETER Indonesia 2022.
Belajar di Asqa Imagination School (AIS) dan tergabung dalam grup kepenulisan
Competer Indonesia, KEPUL dan Komunitas Kembang Rampai-Bali. IG: @pucekristina,
WA: 082236407208
1 Komentar