Nyanyian Cengkerawak || Ni Wayan Kristina

ilustrasi: pinterest.com

 

Nyanyian Cengkerawak


sangkar mungil hias pojok atap rumah

dirawat dengan kasih

dipandang ketika keringat

beradu napas terengah

saat senja memanggil pulang

 

tetiba Cengkerawak datang

jatuh dalam dekap sangkar ibu

 

ibu bernyanyi serupa Cengkerawak

berharap aku

yang jauh dari sangkar hatinya

segera kembali

melipur pedih perih

batin.

 

Bali, 09 November 2021

  

Kucoba Mengeja Nama

senja dekap hangat tubuh yang semakin rapuh. gemetar kaki ingin melangkah pergi, tangan kaku bahkan tak mampu meraih gelas di meja kayu. aku coba mengeja namaku sendiri, mengeja nama gadis kesayangan, mengeja nama tulang rusukku. sekian lama aku coba tak ada satu kata kuucap dari bibir kaku. lalu aku coba mengeja nama lainnya. hanya nama "Tuhan"yang mampu kusebut saat detik-detik Ia menjemput tubuh pucatku.

 

Bali, 13 November 2021

 

Tentang Hujan

 

Hujan suguhkan beribu makna

Tiap tetes adalah seluruh rasa manusia

Suka, duka, sepi, hening,

Riuh, canda, gemuruh

Semua terdengar dalam rintiknya

 

Detik rintik terhitung aloji waktu

Derap langkah merajut kisah

Hujan keringat memburai ingat

Simpan sejuta rasa dan cerita

 

Ada waktu semua lesap

Terbawa deras alirannya

Terhapus mentari senja

Saat mendekap langit sore

 

Bali, 13 November 2021

 

 ___________________________________________________

Biodata Penulis

Ni Wayan Kristina lahir di Pupuan tahun 1991. Mengajar merupakan salah satu hobi dari perempuan yang memiliki nama pena Rambut Kristinta ini. Meskipun tidak lulusan sastra, keinginan dan ketertarikannya di dunia literasi begitu dalam khususnya puisi. Ia mulai belajar menulis puisi di Asqa Imagination School (AIS) dan Kelas Puisi Alit (KEPUL). Ia termasuk peserta yang lolos Karantina II Anugerah COMPETER 2022, sebuah ajang sastra yang pemenangnya akan diumumkan per 1 Januari 2022 mendatang. Tunak di Community Pena Terbang (COMPETER) - Indonesia. IG: @pucekristina, WA: 082236407208.

 

Posting Komentar

0 Komentar