Wahai, sangkakala
Mengapa kau cepat ditiupkan
Sedangkan aku masih dikubang wasilah
Belum siap ikatan ini terbelah
Wahai, baskara
Cepat sekali engkau temaram
Di saat aku sedang terlena rindu
Masih ingin aku terbuai cumbu
Wahai, angin malam
Terlalu sigap kau hembuskan layar
Tautan jiwaku tetap ingin bersandar
Namun tubuh hanya bisa terkapar
Wahai, bijaksana
Segeralah engkau merengkuh raga
Bantu aku merelakan belahan jiwa
Agar pagi kembali mesra
Amsterdam, 19 Maret 2020
Dialog Subuh Hari
Subuh tadi hanya kami bertiga.
Aku, harapan, dan ikhtiar.
Saling bercengkerama
, berdiskusi.
Tak jarang malah berdebat
, hebat.
Tentang lorong mana yang harus aku telusuri esok
hari.
Memutuskan bekal apa yang harus kubawa saat
berkemudi.
Namun seringnya, aku hanya duduk termenung.
Selayaknya pendengar setia.
Sambil mengharap pangestu ibu.
Yang kurindu sejak sewindu
Sambil mengenang pitutur ayah.
Yang tak pernah sedikitpun goyah.
Ah, mengapa aku begitu betah melumpuh.
Membiarkan semangat yang terus melepuh.
Sementara hari sudah mulai jenuh.
Amsterdam, 15 April 2020
Pangestu : restu
Pitutur : nasihat
Winter Concerto
Inizio:
December
Salju mulai jatuh, melayang, tidak tergesa
, namun
menerka.
Seolah putih memburu hitam.
Dan seluruh wajah kanal beku telah dipesan.
Melayani papan luncur warga Amsterdam.
Mezzo:
January
Sedang pohon-pohon Esdorn masih saja sayup.
Bermimpi tegak di bongkahan salju.
Peminum gluhwein sedang mabuk berkelakar.
Tentang dongeng tiga raja.
Tetes embun beku membordir ranting Camelia.
Bak berlian di mahkota raja Belanda.
Finale:
February
Serpihan kristal terakhir jatuh di udara.
Lalu mentari sejenak mengambang
, kuning dan
kering.
Sorotnya mengintip malu
, di
sela-sela kuncup magnolia.
Yang mulai congkak akan tubuh moleknya.
Dan burung-burung Kolibri seruput madu.
Pertanda hari mulai hangat.
Amsterdam, 14 November 2021
_________________________________________________________
Biodata
Rakka Joyn lahir dan besar di Kediri 34 tahun yang lalu. Pria
yang memiliki hobi menyelam dan travelling ini bekerja sebagai tenaga kesehatan
di kota Utrecht, Belanda. Meski tinggal di jantung kota Amsterdam, namun tidak
menyurutkan niatnya untuk menyelami dunia literasi Indonesia khususnya menulis
puisi. Ia belajar puisi di Asqa Imagination School (AIS). Ia termasuk peserta
yang lolos Karantina II Anugerah COMPETER 2022, sebuah ajang sastra yang
pemenangnya akan diumumkan per 1 Januari 2022 mendatang. Tunak di Community
Pena Terbang (COMPETER) - Indonesia. Puisi-puisinya sudah dimuat di beberapa
media yaitu, Buletin Kapass, Tiras Times, Nolesa, Puisi Pedia, Riau
Sastra dan Pahatan Sastra. IG: @rakka_joyn.
1 Komentar