Perihal pandemi

Perihal pandemi



Ini tentang pandemi yang tak kunjung usai

Dan fenomena yang kian terombang ambing

Layaknya kapal tanpa nahkoda

Lagi- lagi harus ada rintihan disana

Ratap tangis terus menggema dari sang pengelana

Semua seolah-olah sedang menghadapi perang

Dan lagi, banyak jiwa harus pulang dengan kekalahannya

Pulang dengan segala kehampaannya

Pulang dengan luka yang tak kunjung sembuh

Hari ini semua kembali bersua

Entah harus bagaimana lagi waktu ini bermain

Pandemi ini terus berlanjut


Baca juga; Hujan di Tubuh Bocah


Kado natal 

Hari ini tuanku berkunjung ke kediamanku

Dengan ramah Ia menyapaku lembut

Tuanku membawa bingkisan kecil sampulnya hitam

Kado yang tak kuketahui apa isinya itu

Katanya ini kado natal

Memorian kelam yang kelak menjadi sumber ratap tangis

Tertampak jelas dari guratan kuno pada secarik kertas

“Desember 2019” menjadi tulisan di sampul itu

Ini kado yang mengandung sejuta luka

Ini kado yang melahirkan tangis sepanjang tahun

Kado yang memberikan guratan luka pada angan tiap insan


Baca juga; Akhir Malam


Fenomena Covid

Dunia kembali bersua

Langit tampak tak bersahabat

Dan alam pun menjadi sendu

Menatap pilu mereka yang berpulang

Pulang dalam keabadian kekal

Sanak keluarga datang silih berganti

Riuh akan hiruk pikuk para insan

Isak tangis tak tertahankan

Seolah menyatu dengan rinai hujan yang mengguyur

Belasungkawa terus bergema

Wangi menyan kian menyengat

 Beredar luas ke penjuru ruangan

 Nyala lilin memancar indah

Lantunan doa terus melambung

Pertanda harap fenomena ini usai

Penulis
Maria Makdalena


Posting Komentar

1 Komentar

Ruang Sastra mengatakan…
Mantap👍👍👍👍