Puisi|| Mohammad Iskandar
Undian
lakon hidup
semacam permainan semula
antara awal dan akhir
tak tentu nasib waktu
uji diri
sakit dan pahit
hanya semacam drama
untuk merengkuh lakon lain
berisi manis dan ceria
kita;
pion-pion di bidak catur
dimainkan pelakon
berfikir keras, mengatur siasat,
guna memenangi waktu
di hulu dan muara kalbu
kebaikan menyinar selalu
teguhkanlah!
dari pintu dan jendela
ada sebuah cahaya
kalut dan carut peristiwa
menjadi bekal bermain drama
kita:;
cerita sebatang kara
Pandean, 24 Oktober 2021
Candi Mendut
tumpukan batu
menggigil di ratusan musim
sebuah drama kesedihan
menjadi jarak bermula
kasih putus
di ujung ajal
dua pecinta sentosa
di khayangan maha luas
2006-2021
Surau di Lereng Bukit
: Sul
belum kekal pertemuan
pada lantun azan dan ayat suci
udara mengajak kita
ke rahim pengelanaan
kali bening
air jernih untuk berwudhu
cermin kecil bagi diri
sejauh mana pertaubatan ini
atau pertautan tak memberi arti?
sepi jiwa
sepi luka
di antara suara katak, jangkrik, angin semilir, lirih zikir ini terbangkah ke langit?
2002-2021
Biodata
Mohammad Iskandar
Lelaki penulis puisi kelahiran Demak, suka cuci mata dengan pemandangan, menyukai biru dan menggemari roti marie, mengelola Kelas Puisi Alit (KEPUL) dan Ruang Kata, buku puisinya Lelaki Utara (2020). Instagram: moissania, Facebook: Mohamad Iskandar.
3 Komentar