Lelah
Lelah kembali
merutuk raga
Mematahkan ranting
asa
Merayu diri dengan rikuh
Pada nikmat
ranjang penuh rapuh
Seakan diri harus
segera rebah pada peluk eloknya mimpi
Enggan mengacuhkan
tugas yang kian menumpuk.
Buntu
Aku sendirian di tengah
ruang gelak tawa ditemani sepi kian bersua
Hanya ada pena
yang asik mencumbui kertas, menanti tetesan kata membalut makna
Kembali diri
membujuk asa, memacu nalar hanya untuk sekadar melahirkan sepucuk sajak sampah
Ya,, satu sajak
sampah ku nanti dalam ruang hiruk pikuk ini
Ku coba lagi tuk
kali terakhir, merayu nalar tuk tetap focus pada sajak sampah
Setidaknya tetap
sadar dalam juang tuk’ lahirnya sajak sampah yang dinanti
Alih-alih melebur
dalam ruang gelak tawa bersama candaan kawan seperjuangan.
Pagiku
Kembali menyambut sang fajar yang elok rupa
Tak lupa diri menyarap seteguk semangat dan segumpal
niat
Berharap dapat mengganjal batin melewati hari ini
Hari yang penuh kejutan sama seperti yang telah
berlalu.
Yohana Octaviana Oncu Lid Pagan, Mahasiswi
Prodi Akuntansi, Universitas Nusa Nipa Maumere
0 Komentar