Untukmu yang jauh
Sudah banyak larik puisi
Terlahir dari 10 jari
Dan dari satu mata pena
Menciptakan sungai bagi rasa
Di alirkan sajak-sajaknya
Seumpama air yang turun dari pegunungan
Lalu bermuara ke dadamu yang hening
Dalam puisi ini
Kulabuhkan seluruh angan
Di telaganya yang bening
Tempat berkali-kali pulang
Setelah tak tahu arah
Ke mana lagi hendak melangkah
Di sini
Ingin sekali aku duduk bersama
Sambil merencanakan pelayaran kita
Yang pernah dilepas dari dermaga
Ke arah mana perahu itu bermuara
Ke padamu yang jauh
Ingin sekali aku berlabuh
Ke dalam perayu kita tanpa pengayuh
Sedangkan angin puyuh terus bertiup
Memisahkan dua jarak yang hampir melepas buhulnya
Riau, 2021
Catatan usia
Berulang kali kita terlempar pada satu titik yang sama
Mengulang angka sama di almanak yang telah tua
Mengantarkan kita pulang
Pada tiap tahun yang datang
Setiap 12 purnama menjelma
Ada satu angka menyala
Seperti lampu yang terang di tengah gulita
Yaitu umur kita yang tak pernah bicara
Usia adalah kereta yang berjalan
Membawa tubuh meskipun jika kita enggan
Tetap saja pergerakan bulan akan menjumlahkan catatan
Ke pada usia yang kian berumur
Perjalanan hidup adalah peringatan Tuhan
Ke pada diri kita yang fana
Ia seperti tebing tinggi tanpa pepohonan
Lama-lama jatuh dan menjadi lautan
Usia peringatan paling menyala
Bertambahnya angka usia
Berkurang pula jalan hidup kita
Riau, 2021
0 Komentar